Sabtu, 11/05/2024 01:44 WIB

Matching Fund Percepat Hilirasi Inovasi Perguruan Tinggi

Matching Fund Percepat Hilirasi Inovasi Perguruan Tinggi

Diskusi di sela-sela Pameran Hakteknas 2023 (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Program Matching Fund yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mendapatkan respons positif dari perguruan tinggi.

Sejumlah mahasiswa yang pernah mendapatkan manfaat program ini, menyebut Matching Fund mempercepat hilirisasi inovasi di perguruan tinggi, dengan bermitra dengan stakeholder terkait.

Dwi Rahmalina dari Fakultas Teknik Universitas Pancasila mengatakan, program Matching Fund memberikan kesempatan pendanaan terhadap produk inovasinya berupa Prototype Kursi Roda Penyandang Disabilitas.

"Produk ini beranjak dari adanya kebutuhan kursi roda untuk anak penyandang disabilitas. Berdasarkan diskusi secara intens dengan mitra terkait, maka kami memperoleh spesifikasi kebutuhan terkait desain kursi roda yang dibutuhkan, sehingga penyandang disabilitas bisa melakukan mobilitas kesehariannya," terang Dwi dalam Diskusi Hasil Inovasi Terbaik Pendanaan Matching Fund, Pameran Hakteknas 2023 di Plaza Tenggara GBK Jakarta pada Sabtu (12/8) kemarin.

"Melalui kolaborasi dengan mitra, kami juga berkesempatan untuk secara langsung melakukan perancangan konsep produk yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di perusahaan mitra," imbuh dia.

Dwi melanjutkan, berkat pendanaan Matching Fund yang kembali didapatkan timnya pada 2023, semakin membuka kesempatan bagi tim untuk meningkatkan kesiapan produk agar bisa segera digunakan dan dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat luas.

"Untuk tahun 2022 target kami adalah prototype beta dengan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) 7. Target kami di tahun 2023 ini meneruskan sehingga TKT 7 meningkat menjadi 8 dan 9 dan siap produksi. Jadi kami melengkapi lini produksinya di PT MAK," kata Dwi.

Hal senada diungkapkan Johny Wahyuadi dari Universitas Indonesia. Hasil risetnya yaitu Silika Sekam Padi berhasil mendapatkan pendanaan Matching Fund pada 2022.

Dia mengatakan, silika yang digunakan dalam berbagai macam barang di kehidupan sehari-hari masih banyak yang menggunakan silika hasil impor, terutama pada produk kosmetik. Lewat program Matching Fund, Johny mengolah sekam padi dengan mengekstrak kandungan silika di dalamnya untuk digunakan dalam produksi kosmetik.

"Saya mencoba untuk mengembangkan bahan baku silika sehingga sesuai dengan standar industri kosmetik. Dengan adanya pendanaan dari Matching Fund, kita bisa melanjutkan penelitian awal yang hasilnya bisa dijadikan berbagai macam luaran, salah satunya yang terpenting adalah produk yang bermanfaat bagi masyarakat," ujar Johny.

Sementara itu, Aulia Arif Iskandar dari Universitas Swiss German juga menyampaikan bahwa Matching Fund turut mendukung produk inovasinya berupa alat pendeteksi dini kelainan jantung bernama Dugdug Mini EKG Wearable.

Bentuk dukungan Matching Fund berupa partisipasi mitra dan pendanaan, terutama untuk menghasilkan kemasan berstandar alat kesehatan sehingga alat ini bisa dipasarkan ke masyarakat luas.

"Mencari mitra yang bisa membuat kemasan yang standar itu menjadi tantangan sendiri. Setelah menemukan itu, lalu ada Matching Fund. Untuk pendanaan tahun ini, fokusnya lebih kepada kemasan, karena tentunya ketika ingin hilirisasi, ingin menjual produk ini kemasannya harus sesuai dengan standar alat kesehatan," kata Aulia.

Diketahui, pada 2021, Matching Fund telah mendanai sebanyak 427 proposal kolaborasi antara insan perguruan tinggi dengan industri lewat Kedaireka. Tahun 2022, jumlah proposal yang didanai meningkat menjadi 1.093 proposal.

Tim Ahli Matching Fund Kedaireka, Tjan Basaruddin menyampaikan bahwa program Matching Fund dibuat tidak hanya untuk menghilirisasi inovasi yang sudah dilakukan oleh insan perguruan tinggi, tetapi juga untuk menghuluisasi masalah yang ditemukan di dunia nyata untuk diteliti dan ditemukan jawabannya.

"Kementerian menyediakan pendanaan sebagai padanan atas pendanaan yang sudah diberikan oleh pihak bisnis, industri, maupun pemerintahan untuk memecahkan problem-problem tersebut," tutup Tjan.

KEYWORD :

Matching Fund Ditjen Diksi Kemdikbudristek Pameran Hakteknas 2023




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :