Rabu, 15/05/2024 14:42 WIB

Kepala BKKBN: Cegah Stunting Cukup dengan Produk-produk Lokal

Hasto mengingatkan bahwa produk yang diproduksi secara instan belum tentu baik untuk kesehatan keluarga, terlebih karena marakanya produk-produk yang dipalsukan.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencan Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo memberikan sambutan pada acara Gerakan Kembali ke Meja, yang digelar di Main Dining Hall, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, 5 Juli 2023. (Foto: Supianto/Jurnas.com)

PALEMBANG, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menegaskan bahwa mencegah stunting itu cukup dengan produk-produk lokal.

Penegasan itu disampaikan Hasto pada acara "Gerakan Kembali ke Meja", yang digelar di Main Dining Hall, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (5/7).

"Kalau kita ingin memberdayakan keluarga dengan mengoptimalkan kembali ke meja makan, maka bagaimana meja makan ini menjadi ajang produk lokal yang efektif. Kemudian makan tidak harus di restoran yang mahal, tetapi cukup di rumah dengan produk sendiri. Lele dan telur itu sudah cukup," kata Hasto.

Hasto mengingatkan bahwa produk yang diproduksi secara instan belum tentu membawa manfaat yang baik untuk kesehatan keluarga, terlebih karena marakanya produk-produk yang dipalsukan beredar di pasaran.

"Kenapa saya katakan tidak baik karena banyak yang palsu. Begitu ada makanan pabrik yang laris, coba liat saja yang palsu banyak sekali. Sedangkan banyak sekali toksis yang terjadi pada makanan itu. Yang palsu belum tentu tidak ada toksisnya," kata Hasto.

Oleh karena itu, bekas bupati Kulong Progo itu mendorong keluarga di Indonesia untuk kembali ke meja makan dengan memanfaatkan produk lolal yang sehat, aman, bebas polutan, dan memiliki nilai gizinya cukup.

Di samping itu, lanjut Hasto, waktu yang paling efektif memberikan nasihan atau teguran kepada anak-anak adalah pada saat di meja makan atau di kendaraan. Sebab pada situasi ini anak-anak dalam suasana hati yang nyaman.

"Salah satunya kalau mau menasihati yang pahit-pahit lakukan di meja makan. Kalau mau memarahi anaknya lakukan di meja makan. Pasti tidak menyakitkan karena suasananya suasana enak," imbuh Hasto.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan, gerakan kembali ke meja makan merupakan upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga, sehingga hubungan keluarga menjadi lebih kuat.

"Anak punya saluran untuk mencurahkan persoalan yang terpendam dan oran tua bisa membimbing anak-anak menyelesaikan setiap persoalan yang muncul, di mana orang tua juga mempunyai kesempatan melihat perubahan perilaku anak termasuk ekspresi dan kondisi anak," tuturnya.

Saat di meja makan, orang tua juga dapat terlihat kondisi anak dan dapat dicegah stunting. Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun. Namun, masih berasa di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.

"Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen. Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai," ucapnya. 

Sebagai tambahan,Gerakan Kembali ke Meja Makan merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30. Harganas tahun ini dipusatkan di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan pada 6 Juli 2023 esok hari.

 

KEYWORD :

Gerakan Kembali ke Meja Pangan Lokal Pencegahan Stunting Hasto Wardoyo Harganas Palembang




JURNAS VIDEO :



PILIHAN REDAKSI :