Sabtu, 27/04/2024 00:26 WIB

Sukunya Dibantai, Ini Akhir Tragis "Manusia Lubang" di Brasil

Sukunya Dibantai, Ini Akhir Tragis

Gubuk yang digunakan Manusia Lubang di Hutan Amazon, Brasil (Foto: BBC)

Rio de Janeiro, Jurnas.com - Anggota terakhir dari kelompok adat yang belum teridentifikasi di Brasil, meninggal dunia pada 23 Agustus 2022 lalu. Pria yang hidup menyendiri selama 26 tahun itu, ditemukan berada di tempat tidur gantung di luar gubuk jeraminya.

Pria ini dikenal sebagai `Manusia Lubang` karena kebiasaannya menggali lubang yang dalam. Beberapa lubang dia gunakan untuk menjebak hewan, sementara yang lain sebagai tempat persembunyian.

Manusia Lubang ini adalah anggota terakhir dari kelompok suku asli Amazon yang tinggal di wilayah adat Tanaru, di negara bagian Rondônia, yang berbatasan dengan Bolivia.

Sebagian besar sukunya dibantai pada awal tahun 1970-an oleh para peternak lokal yang ingin memperluas lahan. Pada 1995 silam, enam anggota sukunya yang tersisa tewas dalam serangan penambang ilegal, dan menjadikan dia sebagai satu-satunya yang selamat.

Badan Urusan Adat Brasil (Funai) baru menyadari keberadaan Manusia Lubang ini pada tahun 1996, dan selanjutnya memantau kawasan tersebut untuk melindungi anggota terakhir suku itu.

Selama patroli rutin, agen Funai Altair José Algayer menemukan tubuh pria itu ditutupi bulu macaw di tempat tidur gantung, di luar salah satu gubuk jeraminya.

Pakar adat Marcelo dos Santos mengatakan kepada media lokal bahwa diperkirakan Manusia Lubang ini meletakkan bulu-bulu itu pada dirinya sendiri, setelah mengetahui bahwa dia akan mati.

"Dia sedang menunggu kematian, tidak ada tanda-tanda kekerasan," kata Marcelo dos Santos. Dia menambahkan bahwa pria itu mungkin meninggal 40 hingga 50 hari sebelum tubuhnya ditemukan.

Diketahuik, sebab Manusia Lubang ini menghindari kontak dengan orang luar, tidak diketahui bahasa apa yang digunakan pria itu atau dari kelompok etnis mana dia berasal.

Pada tahun 2018, anggota Funai berhasil merekamnya secara kebetulan di hutan. Dalam rekaman itu, dia terlihat sedang menebas pohon dengan sesuatu yang menyerupai kapak.

Sejak itu dia tidak terlihat lagi, tetapi agen Funai menemukan gubuk jeraminya dan lubang dalam yang dia gali. Di dalamnya terdapat kayu tajam yang digunakan sebagai jebakan untuk hewan yang dia buru, antara lain babi hutan.

Bukti yang ditemukan selama bertahun-tahun di daerah itu juga menunjukkan bahwa dia menanam jagung dan ubi kayu, dan mengumpulkan madu serta buah-buahan seperti pepaya dan pisang.

Dengan tewasnya Manusia Lubang ini, kelompok hak adat menyerukan agar cagar alam Tanaru diberikan perlindungan permanen.

Diketahui, ada sekitar 240 suku asli di Brasil. Sebagian besar terancam karena penambang ilegal, penebang, dan petani melanggar batas wilayah mereka menurut pengamatan Survival International, kelompok pejuang hak-hak masyarakat adat.

Risiko yang dihadapi masyarakat adat Brasil disorot baru-baru ini, ketika aktivis Txai Suruí menerima ancaman pembunuhan setelah dia memberikan pidato yang penuh semangat pada upacara pembukaan KTT iklim global COP26 di Glasgow.

KEYWORD :

Manusia Lubang Man of The Hole Brasil Suku Amazon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :