Sabtu, 27/04/2024 11:48 WIB

Kementan Dorong Penyuluhan Pertanian Kolaboratif

Kementan dorong penyuluhan pertanian kolaboratif.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya hadir sebagai pemateri pada Seminar dan Konferensi Nasional, yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo dan Asosiasi Program Studi Penyuluhan, Komunikasi Pembangunan dan Pembrdayaan Masyarakat Indonesia, Sabtu (27/8)

JAKARTA, Jurnas.com - Pembangunan pertanian bertujuan untuk menyediakan pangan bagi 267 juta jiwa, meningkatnya kesejahteraan petani, dan dapat meningkatkan ekspor pangan secara baik. Tujuan pembangunan pertanian dapat diimplementasikan melalui program aksi Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) yaitu Kostratani, Penumbuhan Petani Milenial dan dukungan terhadap Program Pembangunan Pertanian.

Salah satu kegiatan peningkatan pembangunan pertanian yaitu melalui kostratani yang merupakan penguatan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian di Kecamatan dengan berbasis Teknologi Informasi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo ( SYL) mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bidang pertanian yang profesional dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi salah satunya untuk penyuluh. Pasalnya, penyuluh menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mewujudkan pencapaian swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang modern.

"Oleh karena itu, bagaimanakah pertanian itu bisa baik, salah satu penentu utamanya adalah penyuluh. Kalian itu penting banget. saya katakan selalu bahkan didepan Bapak Presiden bahwa penyuluh pertanian itu adalah kopasusnya , tim khususnya , penembak jitunya Kementerian Pertanian. Jadi penyuluh itu gak main-main," ujar Mentan SYL.

Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan diberbagai kesempatan bahwa Sumber Daya Manusia Pertanian yang unggul dalam hal ini Penyuluh Pertanian akan menciptakan pembangunan pertanian yang maju.

"Untuk mencapai keberhasilan pembangunan pertanian tidak hanya pada peningkatan produksi dan produktivitas saja, tetapi harus bisa menciptakan nilai tambah. Untuk itu sangat diperlukan SDM Pertanian terutama penyuluh pertanian yang berkarakter, ini menjadi modal utama dalam mencapai keberhasilan pembangunan pertanian," ujar Dedi.

Dedi menambahkan, penyuluh pertanian harus mempunyai karakter di era milenial 4.0. Perkembangan TIK yg signifikan saat ini menuntut Penyuluh untuk memiliki karakter yang inovatif, berinteraksi dengan media sosial, fleksible, punya rasa ingin tau yang tinggi, dan peka terhadap perubahan.

Sementara itu Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo dan Asosiasi Program Studi Penyuluhan, Komunikasi Pembangunan dan Pembrdayaan Masyarakat Indonesia mengadakan Seminar dan Konferensi Nasional pada Sabtu (27/8) dengan mengambil tema "Pengembangan Inovasi dan Penyuluhan Kolaboratif dalam Mewujudkan Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan".

Acara yang diselenggarakan di Hotel Same, Kendari, Sulawesi Tenggara, tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya, Kepala Program Studi S2 dan S3 KMP IPB, Sumardjo, Bupati Konawe Utara, Ruksamin. Kegiatan dipandu oleh Kepala Prodi S2 IPKP Universitas Andalas, Hery Bachrizal Tanjung.

Pada kegiatan tersebut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya membahas mengenai pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Bustanul, menjelaskan bahwa pada masa pandemi, sistem pertanian di Indonesia menjadi penompang pembangunan.

Hal ini ditunjukan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian yang menunjukkan nilai positif, serta kenaikan nilai ekspor.

"Program utama pembangunan pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia dapat dilakukan dengan gerakan nasional.meliputi peningkatan produktivitas, produksi, dan ekspor, peningkatan populasi ternak, pengembangan SDM, serta penerapan mekanisme pertanian dengan ekspansi pertanian," jelas Bustanul.

Lebih lanjut Bustanul menegaskan bahwa dalam upaya pemberdayaan pada tahun 2022 semakin dipertegas oleh Presiden melalui terbitnya Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2022 tentang Penguatan Fungsi Penyuluhan Pertanian.

Beberapa yang diperkuat antara lain dalam hal penguatan hubungan kerja, penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian dan desa, penyediaan dan peningkatan kapasitas ketenagaan penyuluh, materi penyuluhan pertanian, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, jaminan ketersediaan prasarana dan sarana dan pembinaan dan pengawasan.

Penyuluh Pertanian tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai Formulator, memformulasikan program di wilayahnya, sebagai inovator, berwawasan Agribisnis, cara berbisnis.

"Diharapkan penyuluh pertanian mampu mendesiminasikan melalui teknolog informasi yang modern dan mendiskusikanpermasalahan-permasalahan yang ada di lapangan dengan para pakar, peneliti stake holder lainnya di wilayah kerja masing-masing sehingga permasalahan di lapangan dapat di pecahkan dengan baik, sehingga dengan adanya peningkatan Produksi maka Pertanian Meningkat, Petani dan keluarganya sejahtera," pungkas Bustanul.

KEYWORD :

Bustanul Arifin Caya Dedi Nursyamsi BPPSDMP Penyuluhan Pertanian Kolaboratif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :