Sabtu, 27/04/2024 07:43 WIB

Kunker ke Belanda, Rombongan Komisi VI Sambangi Perusahaan Tanaman Hias Esprit BV

Dalam setahun total mereka menjual 20 juta pokok tanaman yang diimpor dari Indonesia, Vietnam, China dan Equador, semuanya jenis tanaman tropis. Harganya bervariasi mulai dari USD 2 sampai ratusan dollar.

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP, Harris Turino. (Foto: Dok. Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VI DPR RI Dr Ir Harris Turino SH MSi MM mengungkapkan bahwa pasar global florikultura sangat besar. Bahkan, menurut data The International Association of Horticultural Producers (AIPH), pasar global florikultura mencapai Rp. 5.000 triliun atau sekitar USD 33,3 milyar per tahun.

"Angka ini mengalahkan tingkat konsumsi kopi dan teh sebesar yang hanya sebesar Rp. 3.000 triliun atau setara USD 200 miliar pertahun," terang dia dalam keterangannya, Minggu (26/6).

Harris sendiri saat ini bersama rombongan Komisi VI DPR RI tengah melakukan kunjungan kerja ke Belanda. Mereka juga menyambangi Esprit BV, perusahaan terbesar di Belanda yang mengembangbiakan tanaman hias. Dimana salah satu yang dikembangbiakkan adalah tanaman hias dari Indonesia.

"Dalam setahun total mereka menjual 20 juta pokok tanaman yang diimpor dari Indonesia, Vietnam, China dan Equador, semuanya jenis tanaman tropis. Harganya bervariasi mulai dari USD 2 sampai ratusan dollar," kata Harris.

Legislator Dapil IX Jateng itu mengungkapkan, tanaman hias asli plasma nutfah (hutan) Indonesia sangat diminati oleh negara subtropis seperti Eropa, Amerika, Jepang dan Korea. Baik baik sebagai hiasan dalam ruangan atau untuk Terrarium dan Paludarium bahkan Aquascape.

"Market global saat ini dikuasai oleh Belanda 40 persen, Jerman 15 persen, Ecuador 15 persen, Thailand 8 persen, Vietnam 6 persen, Singapore 5 persen dan Indonesia 0,08 persen,” ungkapnya.

Politikus PDIP ini merasa miris lantaran Indonesia dengan besaran potensi tanaman hias justru kalah dengan negara tetangga yang secara geografis jauh lebih kecil yakni Singapura. Kata dia, banyak tanaman hias plasma nutfah Indonesia diambil oleh Singapura dan China kemudian diperbanyak di laboratorium di negara tersebut. Selanjutnya mereka menjual ke distributor di Belanda dan Amerika.

Meski disebutkan dia mulai tahun 2021 akhir ada kerjasama antara Esprit BV dengan perusahaan Indonesia bernama Minaqu. Minaqu mensuplly langsung tanaman dari Indonesia yang selama ini diekspor melalui China, setelah dibiakkan oleh China. Ditekankan bahwa potensi pasar ke depannya sangat besar mengingat keaneka-ragaman tanaman di Indonesia.

"Mengunjungi fasilitas greenhouse yang dimiliki oleh Esprit BV di Belanda, saya jadi teringat bahwa Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, sangat menyukai tanaman asli Indonesia. Saya yakin beliau akan sangat terpesona melihat berbagai jenis tanaman tropis asal Indonesia yang dikembangkan di sini," demikian Harris Turino.

 

 

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VI PDIP kunker Belanda Florikultura Esprit BV




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :