Jum'at, 26/04/2024 08:34 WIB

Sekolah Lapang Berkah Bagi Petani Pasaman

Dia mencontohkan, dalam program SL DI, petani diajarkan sistem Jajar Legowo, atau pola penanaman padi dilakukan dengan cara mengatur jarak antarbenih pada saat penanaman.

petani di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat bisa meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya (Ist)

Pasaman, Jurnas.com - Kehadiran Sekolah Lapang (SL) Daerah Irigasi (DI) program Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP) membawa berkah untuk petani di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman, Heri Prasetyo Wibowo mengatakan, dampak signifikan terlihat dari kapasitas dan kemampuan para petani meningkatkan produktivitas padinya.

Dia mencontohkan, dalam program SL DI, petani diajarkan sistem Jajar Legowo, atau pola penanaman padi dilakukan dengan cara mengatur jarak antarbenih pada saat penanaman.

Kemudian pada akhir SL DI, kata Heri, para petani melakukan evaluasi setiap panen untuk menganalisa dampak dari penerapan materi yang diberikan tim instruktur maupun penyuluh.

"Sekolah lapang mengajarkan bagaimana penerapan teknologi yang tepat untuk para petani. Sebagian besar sudah melakukannya dan dampaknya cukup signifikan terhadap produktivitas para petani," kata Heri.

"Dari 1 hektare terjadi peningkatan sekitar 20 persen. Artinya pendapatan petani naik," sambungnya.

Materi yang juga tak kalah pentingnya dalam program IPDMIP adalah Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK). Melalui PLEK, keluarga tani bisa mengurangi tingkat konsumtif dan membuka wawasan mereka tentang pentingnya pengelolaan keuangan.

"Termasuk membuat skala prioritas bagi mereka sehingga dengan begitu biaya produksi dan pendapatan bisa dihitung secara cermat. Di sini peran penyuluh sangat penting. Memberikan pemahaman yang komprehensif seputar IPDMIP," lanjutnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian harus dikembangkan menjadi sebuah bisnis.

"Pertanian harus mengahasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melaui berbagai program," ujar Dedi.

Dedi menekankan pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh dengan memanfaatkan teknologi informasi, yang berbasis 4.0. Menurutnya, pemanfaatan teklogi modern bisa memberikan keuntungan bagi para petani.

"Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kita optimis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan," kata Dedi.

Alumnus IPB University menjelaskan beberapa ciri pertanian modern. Di antaranya penggunaan varietas unggul P
pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas.

"Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani. Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," jelas dia.

"Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani," tutup Dedi.

KEYWORD :

IPDMIP Sekolah Lapang Petani Pasaman Sumatera Barat Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :