Jum'at, 26/04/2024 08:04 WIB

Demo Penistaan Agama di Pakistan Bentrok, Empat Polisi Tewas

Bentrokan pecah antara kelompok Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) dan polisi, di Sheikhupura, tepat di luar Lahore, ketika kelompok itu bersiap untuk berbaris di ibu kota Islamabad, menurut keterangan juru bicara polisi Punjab, pada Rabu (27/19).

Demonstrasi di Pakistan (Foto: Reuters)

Lahore, Jurnas.com - Empat polisi Pakistan tewas dan ratusan lainnya cedera pasca aktivis bersenjata dari kelompok Islam terlarang, bentrok dengan pasukan keamanan dalam demonstrasi anti-penistaan agama di Kota Lahore.

Bentrokan pecah antara kelompok Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) dan polisi, di Sheikhupura, tepat di luar Lahore, ketika kelompok itu bersiap untuk berbaris di ibu kota Islamabad, menurut keterangan juru bicara polisi Punjab, pada Rabu (27/19).

Polisi mengatakan aktivis TLP bersenjatakan pistol dan senjata otomatis, termasuk senapan AK-47 menembaki pasukan keamanan yang mengendalikan para demonstran.

Dikutip dari Reuters, Rao Sardar Ali Khan, inspektur jenderal polisi Punjab, mengatakan empat petugas tewas dan sedikitnya 263 terluka. Juru bicara TLP mengatakan beberapa aktivis kelompok itu juga tewas atau terluka dalam bentrokan itu.

Ribuan aktivis TLP memblokir jalan raya tersibuk Pakistan sejak Jumat, menuntut pembebasan pemimpin mereka dan pengusiran duta besar Prancis atas penerbitan serangkaian karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis.

Setelah berhari-hari bersitegang, termasuk bentrokan pekan lalu di mana tiga petugas polisi tewas, Kementerian Dalam Negeri memerintahkan paramiliter Rangers untuk dikerahkan di bawah undang-undang anti-terorisme.

"Mereka akan berada di sana selama 60 hari. Saya telah memberi mereka wewenang bahwa mereka dapat pergi ke mana pun mereka inginkan di Punjab," kata Menteri Dalam Negeri Sheikh Rasheed Ahmad kepada wartawan. "Saya masih memperingatkan TLP untuk mundur."

Ini adalah kampanye protes ketiga kelompok itu di seluruh negeri sejak 2017, atas karikatur yang dianggap sangat menghina umat Islam.

Majalah Prancis Charlie Hebdo pertama kali menerbitkan kartun tersebut pada tahun 2006 dan menerbitkannya kembali tahun lalu, untuk menandai pembukaan persidangan atas serangan mematikan di kantornya di Paris oleh militan Islam pada tahun 2015.

Menteri Penerangan Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan pemerintah akan menggunakan kekuatan untuk menghalangi kelompok Islamis memasuki ibu kota Islamabad.

"Kami telah menahan diri sejauh ini tetapi tantangan terhadap otoritas negara tidak dapat ditoleransi lagi," ujarnya kepada wartawan.

KEYWORD :

Demonstrasi Penistaan Agama Pakistan Aparat Keamanan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :