Rabu, 24/04/2024 23:03 WIB

Tingkatkan Kualitas Guru, Kemenag Luncurkan Garda Kagum

Kemenag menyiapkan block grant bagi 25.920 komunitas guru di tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, madrasah Aliyah, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas.

Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di Jakarta, Rabu (12/8). T

Jakarta, Jurnas.com -  Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah (Garda Kagum) di Jakarta, Rabu (12/8). Tujuannya, untuk terus meningkatkan kualitas guru.

Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi mengungkapkan, program ini merupakan upaya mendorong guru dan tenaga kependidikan madrasah dagar meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dengan berbasis komunitas.

"Dalam kondisi pandemi virus corona (COVID-19), pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar," ujar  Fachrul Razi

Garda Kagum adalah klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musuawarah Guru Mata Pelajaran, Musuawarah Guru Bimbingan Konseling, Kelompo Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas, dalam jalur koordinasi yang terkontrol. Dalam kelompok ini, guru akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Fachrul Razi, guru-guru di daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kementerian Agama, sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Untuk itu Kemenag akan menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan ini.

Terkait ini, Kemenag menyiapkan block grant bagi 25.920 komunitas guru di tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, madrasah Aliyah, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas.

Jumlah dana hibah yang disiapkan mencapai Rp1,8 triliun dengan skema penerimaan dua kali untuk setiap kelompok dalam empat tahun, masing-masing Rp35 juta.

Selanjutnya, Fachrul Razi berharap program ini menjadi wahana pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down. Dengan cara menggerakkan dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal.

Sebelumnya Kemenag telah melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal. Bila mereka terikat komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara. Masih ada disparitas yang besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa.

Era digital menuntut sumberdaya manusia yang bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi.

"Komunitas yang akan dibentuk kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti. Komunitas ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran, dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru," pungkas Suyitno.

KEYWORD :

Fachrul Razi Kementerian Agama Guru Madrasah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :