Sabtu, 27/04/2024 05:42 WIB

Inpari Nutri Zinc Solusi Cegah Stunting di Kalimatan Timur

Data terakhir di laman publikasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan bahwa dari 83.145 balita di Kalimantan Timur, terdapat ada 17.432 balita stunting.

Inpari IR Nutri Zinc diharapkan mampu mengatasi masalah stunting di Kalimatan Timur (Foto: Kementan)

 

Jakarta, Jurnas.com - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur berharap panen varietas nutri zinc di Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara bisa menjadi solusi mengatasi masalah stunting.

Kepala BPTP Kaltim Muh. Amin menyatakan uji adaptasi pertama Inpari Nutri Zinc di lakukan di wilayah Kabupaten Kukar, mengingat kabupaten ini memiliki kasus jumlah balita stunting terbesar di Kalimantan Timur.

"Untuk itu uji adaptasi dilakukan di wilayah ini (Kukar), agar kita bisa cepat menyebarluaskan pemanfaatan varietas ini dengan rekomendasi budidaya yang tepat dan spesifik lokasi," ujar Muh. Amin di sela panen pada Rabu lalu.

Penampakan fisik bulir padi varietas terlihat cukup bernas, dengan deretan bulir padi yang padat pada setiap tangkainya. Hasil ini dinilai cukup menggembirakan mengingat kondisi di lahan tanam yang sering terendam air. 

Muh. Amin menyampaikan, kesuksesan tim BPTP dalam membudidayakan varietas padi Inpari Nutri Zinc selanjutnya akan di disebarluaskan pemanfaatannya kepada masyarakat.

"Kita berharap varietas ini bisa adaptif dan berkembang di Kalimantan Timur. Ini merupakan salah satu upaya kita untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi masalah stunting, khususnya untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara," ujar Muh. Amin.

Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian (Balitbangtan) meluncurkan varietas padi kaya nutrisi Zinc, yaitu padi Inpari IR Nutri Zinc tahun 2019 yang lalu.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan, hadirnya inovasi varietas pangan fungsional tersebut dalam rangka percepatan hilirisasi teknologi pertanian.

"Riset-riset Balitbangtan harus mulai 2020 dibumikan atas kebutuhan masyarakat, petani dan pelaku usaha," tegas Fadjry.

Data terakhir di laman publikasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan bahwa dari 83.145 balita di Kalimantan Timur, terdapat ada 17.432 balita stunting.

Pendataan, yang lakukan melalui pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) secara online ini telah mencakup semua wilayah di Kalimantan Timur. Dan kasus stunting terbanyak berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Secara nasional, dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia cukup tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%).

Pada tahun 2018, di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ketiga untuk jumlah stunting terbanyak, walaupun jumlahnya turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masih ada 3 dari 10 balita Indonesia yang mengalami stunting.

KEYWORD :

Kalimatan Timur Angka Stunting Inpari Nutri Zinc




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :