Jum'at, 26/04/2024 14:25 WIB

Bersama Pertides, Kemendes Rumuskan Konsep Kampus Merdeka untuk Desa

Dalam program tersebut mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah di luar program studi (prodi) seperti pengabdian di desa selama tiga semester

Halim di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (30/1).

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, untuk membangun desa diperlukan semangat gotong royong yang memang merupakan ciri khas bangsa Indonesia.

Menteri Halim merasa senang bisa bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yaitu adanya program Kampus Merdeka untuk Desa.

"Program Kampus Merdeka ini tidak hanya membuat anak-anak cerdas, namun juga akan mengangkat perekonomian di desa," ujar Menteri Halim saat pembukaan Kampus Merdeka untuk Desa di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (30/1) malam.

Menteri Halim mengatakan, permasalahan utama yang ada di desa, setelah masalah infrastruktur selesai, adalah permasalahan sumber daya manusia.

Begitu juga dengan kepala desa, tidak banyak kepala desa yang mengenyam pendidikan tinggi. Untuk itu perlu upaya peningkatan kapasitas bagi para kepala desa.

Salah satu poin dalam kebijakan Kampus Merdeka adalah magang sukarela mahasiswa hingga tiga semester. Hal itu dapat digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia di desa.

"Ada setidaknya tiga juta mahasiswa semester enam ke atas dan itu jika setidaknya 500.000 mahasiswa yang turun ke desa, maka dalam waktu tiga tahun permasalahan di desa bisa selesai," terang Menteri Halim.

Kemendes PDTT juga menggagas adanya Proyek Desa, yang terdiri dari tiga bagian yakni konsep operasional bagaimana membangun SDM unggul di pedesaan, mentransformasikan ekonomi pedesaan, dan penerapan kebijakan Kampus Merdeka.

"Melalui forum ini, akan dirumuskan bagaimana magang di desa satu semester, dua semester hingga semester."

Dia juga berharap begitu rumusannya selesai, bisa diterapkan pada semester berikutnya.

Menteri Halim menjelaskan kampus jangan lupa dengan akar budayanya, jika lupa maka akan berkembanglah intoleransi dan radikalisme.

"Awalnya pelaksanaan pertemuan Perguruan Tinggi Untuk Desa (Pertides) ini akan diselenggarakan pada Februari mendatang, namun dipercepat akhir Januari agar bisa merumuskan penerapan kebijakan Kampus Merdeka ini di desa," kata Menteri Halim.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Desa Menteri Halim




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :