Sabtu, 27/04/2024 10:29 WIB

Perbatasan Irak-Saudi Kembali Dibuka Oktober

Pemulihan hubungan Saudi-Irak meluas kembali ke 2015, ketika Riyadh membuka kembali kedutaan besarnya di Baghdad setelah istirahat seperempat abad.

Penjaga perbatasan dekat kota Arar di Arab Saudi berpatroli di pagar yang memisahkan kerajaan dari Irak. AFP

Jakarta, Jurnas.com - Penyeberangan perbatasan Irak-Saudi diperkirakan akan dibuka kembali secara resmi pada 15 Oktober. Titik masuk Arar ditutup pada 1990 setelah hubungan memburuk antara kedua negara ketika diktator Saddam Hussein menyerbu Kuwait.

Pengumuman yang dibuat oleh Duta Besar Arab Saudi Abdul Aziz Al Shammari, mencerminkan penguatan hubungan kedua negara.

Pembicaraan tentang pembukaan perbatasan telah terjadi selama beberapa tahun dengan tujuan meningkatkan hubungan perdagangan.

Perkembangan itu akan memungkinkan Irak untuk kembali ke warisan Arabnya dan mendorong negara-negara Arab lainnya untuk meningkatkan kehadiran mereka di negara itu, kata Jaber Al Jaberi, seorang anggota parlemen Irak kepada The National .

"Itu juga akan meningkatkan perdagangan antara kedua negara, mempromosikan sektor swasta dan mendorong investasi Saudi di Irak," katanya dilansir The National.

Pembukaan kembali perbatasan akan membantu peziarah Irak yang melakukan perjalanan ke Kerajaan untuk melakukan tugas keagamaan mereka tanpa komplikasi.

"Kami berterima kasih kepada Yang Mulia, Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, atas bantuannya dalam membangun pelabuhan perbatasan Arar dan untuk fasilitas yang disediakannya bagi masyarakat Irak," katanya.

Pemulihan hubungan Saudi-Irak meluas kembali ke 2015, ketika Riyadh membuka kembali kedutaan besarnya di Baghdad setelah istirahat seperempat abad.

Kunjungan Adel Al Jubeir, yang saat itu menteri luar negeri kerajaan, ke ibukota Irak pada Februari 2016 menandai titik balik dalam hubungan.

Baik UEA dan Arab Saudi telah berupaya memperkuat hubungan mereka dengan Irak untuk menghentikan pengaruh regional Iran yang terus meningkat.

Baghdad mencari keuntungan ekonomi dari ikatan yang lebih dekat dengan Riyadh dan Abu Dhabi.

UEA mengumumkan pada bulan April bahwa mereka akan membiayai proyek senilai $ 50 juta (Dh183.7m) untuk membangun kembali masjid Grand Al Nuri di Mosul. Bangunan itu, terkenal dengan menara miringnya, diledakkan oleh ISIS.

Pada Oktober 2017, dua bulan sebelum Irak menyatakan kemenangan atas kelompok teroris itu, Dewan Koordinasi Bersama Irak-Saudi dibentuk untuk membantu membangun kembali daerah-daerah yang hancur di Irak.

Dewan dipandang sebagai platform untuk komunikasi bersama antara kedua negara untuk membahas "semua tantangan yang relevan dan untuk mempersiapkan visi yang diperlukan untuk masa depan, serta untuk menemukan solusi untuk berbagai masalah melalui visi yang terkonsolidasi," menteri perdagangan Saudi, Majid bin Abdullah Al Qasabi berkata pada Oktober 2017.

Pembukaan kembali perbatasan Arar dipandang sebagai "dasar untuk kerja sama yang bermanfaat" antara Saudi dan Irak, kata menteri itu.

KEYWORD :

Perbatasan Irak-Saudi Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :