Sabtu, 27/04/2024 08:55 WIB

Hati-hati! Antibiotik Tak Cukup Obati Usus Buntu

Sebuah penelitian yang dilakukan Sekolah Kedokteran Universitas Stanford menemukan bahwa seseorang yang menderita radang usus buntu harus menerima operasi dan tidak mencoba untuk mengobati kondisi dengan antibiotik saja.

Ilustrasi seseorang mengalami gejala usus buntu

Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan Sekolah Kedokteran Universitas Stanford menemukan bahwa seseorang yang menderita radang usus buntu harus menerima operasi dan tidak mencoba untuk mengobati kondisi dengan antibiotik saja.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mengobati usus buntu yang meradang dengan antibiotik lebih mahal daripada hanya menjalani operasi. Penelitian itu bertentangan dengan laporan sebelumnya yang menyarankan bahwa lebih baik untuk mengobati radang usus buntu dengan antibiotik.

"Orang-orang yang diobati dengan antibiotik saja memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk kembali memerlukan pengobatan lebih lanjut untuk masalah yang berhubungan dengan radang usus buntu, seperti abses perut," kata Lindsay Sceats, seorang residen bedah dan penulis utama studi tersebut dilansir UPI.

"Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi memiliki kekambuhan, dan biayanya tidak lebih rendah," tambahnya.

Peneliti menganalisis klaim asuransi swasta dari pasien yang dirawat karena radang usus buntu antara tahun 2008 dan 2014. Lebih dari 95 persen pasien memilih operasi untuk mengobati kondisi tersebut sementara pasien yang tersisa menggunakan terapi obat.

Meskipun kedua perawatan menyembuhkan sebagian besar pasien, biaya untuk pasien yang menerima antibiotik hampir 6 persen lebih tinggi daripada yang menjalani operasi.

"Orang yang diobati dengan antibiotik lebih mungkin untuk kembali dan dirawat di rumah sakit untuk setiap jenis rasa sakit perut," kata Sceats.

"Dokter juga mungkin lebih berhati-hati ketika usus buntu tidak dihilangkan. Peringatan ekstra ini bisa mahal."

Penelitian menunjukkan bahwa mengobati radang usus buntu dengan antibiotik membawa tingkat abses abdominal yang lebih tinggi dan hampir 4% kemungkinan terjadinya kembali.

Penelitian dari studi baru ini bertentangan dengan temuan dari para peneliti yang diterbitkan pada bulan September lalu yang mengatakan sebagian besar kasus apendisitis dapat diobati dengan antibiotik.

Namun, para peneliti di tim Stanford berpikir operasi adalah pilihan yang lebih layak untuk pasien.

"Hasil ini memberitahu kita bahwa, dalam banyak kasus, operasi masih merupakan strategi terbaik," kata Sceats.

"Untuk rata-rata Anda, sehat berusia 30 tahun, pengobatan alternatif tidak lebih murah, dan lebih mudah untuk menjalani operasi. juga tidak lagi memiliki usus buntu, jadi Anda tidak lagi berisiko mengalami radang usus buntu lagi. "

KEYWORD :

Usus Buntu Hasil Penelitian Obat Antibiotik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :