Jum'at, 26/04/2024 14:41 WIB

Tanpa AS, Iran Tetap Lanjutkan Dialog Soal Minyak

Dalam kerangka hukum dan berdasarkan perjanjian Iran-AS 1955, hari ini Iran mengajukan keluhan hukum di Pengadilan Internasional terhadap AS atas sanksi ilegal dan sepihaknya.

Menteri Luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Tehran - Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengatakan, meski Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan nuklir, Iran tetap melanjutkan pembicaraan dengan para anggota JCPOA yang tersisa soal jaminan penjualan minyak dan transaksi perbankan.

Selama pertemuan dengan para pengusaha dan diplomat dari luar negeri yang berbasis di Iran, Zarif mengatakan, semua pihak yang tersisa dalam perjanjian nuklir siap bekerja sama dengan Iran.

"Mitra asing kami telah memahami kenyataan ini bahwa tidak ada pasar yang lebih aman untuk melakukan kegiatan bisnis daripada Iran," ujar Zarif dilansir Tehran Time, Rabu (18/7).

"Mereka memiliki `tekad politik` untuk melanjutkan kegiatan ekonomi di Iran," sambungnya.

Menyinggung pertemuan Komisi Gabungan JCPOA di Wina pada 6 Juli, ia mengatakan pertemuan itu menunjukkan ada komitmen politik untuk tetap memperjuangkan JCPOA.

"Saya yakin, pengambilan keputusan politik di dunia didasarkan pada gerakan menuju keabsahan, namun kapasitas negara-negara tertentu melawan penindasan AS masih dipertanyakan," kata menteri luar negeri itu.

Di tempat lain, Zarif mengatakan, Iran berhak untuk mengambil tindakan balas dendam terhadap langkah sepihak Gedung Putih yang hengkang dari JCPOA.

"Namun, saat ini pilihan kami adalah menerapkan metode hukum dan mencapai strategi dengan teman-teman, mitra dan pihak-pihak JCPOA yang masih tersisah," kata diplomat kepala itu.

Dalam kerangka hukum dan berdasarkan perjanjian Iran-AS 1955, hari ini Iran mengajukan keluhan hukum di Pengadilan Internasional terhadap AS atas sanksi ilegal dan sepihaknya.

"Kami berharap bahwa kami dapat membuktikan bahwa AS tidak akan dapat dengan mudah melanggar hukum dan bertindak bertentangan dengan kehendak komunitas internasional," katanya.

Iran dan AS menandatangani Perjanjian Amity pada tahun 1955 yang masih berlaku menurut hukum internasional. Perjanjian itu terdiri dari pengantar dan dua puluh tiga artikel dan menekankan mendorong perdagangan timbal balik dan investasi.

KEYWORD :

Iran minyak Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :