Sabtu, 27/04/2024 09:34 WIB

Rencana Memamerkan 166 Artefak Firaun di Luar Dibatalkan

Namun akademisi dan ilmuwan dari dalam dan luar Kementerian Antiquities dilaporkan menentang pameran karena kekhawatiran monumen dapat dipalsukan, dicuri atau diganti.

Topeng emas Tutankhamun di Museum Mesir di Kairo. (File foto: AFP)

Kairo -  Rencana untuk memulai tur di seluruh dunia untuk memamerkan 166 artefak firaun Mesir, Tutankhamun yang ditetapkan bulan depan memantik perdebatan di kalangan ahli barang antik.

Menteri Kepurbakalaan Mesir Khalid Al-Anani mengatakan, pameran tersebut dijadwalkan untuk tur ke tujuh negara asing, mulai dari Los Angeles di Amerika Serikat pada 23 Maret dan akan berlanjut dalam 7 tahun ke depan.

Anani mengatakan, pameran tersebut mencakup 166 artefak, tidak termasuk potongan dasar Tutankhamun. Koleksi penuh Tutankhamun berisi sekitar 5.000 potongan pharaonic, dijadwalkan akan ditampilkan pada pembukaan Museum Grand Mesir pada akhir tahun ini.

Satuan Tugas Warisan Mesir mengatakan bahwa durasi pertunjukan di luar negeri sekitar 7 tahun, dan diperkirakan akan menghasilkan hampir USD50 juta atau sekitar Rp677 miliar.

Namun akademisi dan ilmuwan dari dalam dan luar Kementerian Antiquities dilaporkan menentang pameran karena kekhawatiran monumen dapat dipalsukan, dicuri atau diganti.

Di media sosial Facebook, dibuat suatu kelompok yang meminta Presiden Abdel Fattah el-Sisi untuk campur tangan dan membuka penyelidikan terhadap pameran tersebut.

Monika Hanna, anggota kampanye tersebut, menyebut pameran tersebut mengundang malapetaka. Demikian dilaporkan harian Al-Masry El-Youm.

Ia mengatakan,  hukum artefak arkeologi memungkinkan penyewaan duplikat, bukan dokumen asli, dan penyewaan ke badan ilmiah atau museum, bukan perusahaan swasta sesuai persyaratan kontrak ini.

Ia mencatat, nilai asuransi peti mati emas Tutankhamun rendah hanya sebesar USD5 juta 67 miliar. Ia mengatakan, perusahaan tersebut dapat membayarnya ke Mesir dan mengklaim, barang tersebut telah dicuri.

Ia menyatakan keprihatinannya atas fakta, monumen tersebut akan tetap berada di luar Mesir selama 7 tahun, dan bertanya-tanya apakah peresmian Museum Mesir Agung akan ditunda sampai saat itu.

Gharib Sonbol, Kepala Pusat Pemulihan dan Anggota Komite Pameran Asing, mengatakan bahwa sebuah cetakan disiapkan untuk semua artefak yang dijadwalkan untuk dilakukan guna memastikan bahwa potongan-potongan tersebut tidak akan dipalsukan atau diganti.

KEYWORD :

Mesir Artefak Firaun Khalid Al-Anani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :