Sabtu, 20/04/2024 04:13 WIB

Iran dan Mesir Pulihkan Hubungan Diplomatik

Seorang anggota parlemen senior di Teheran mengungkapkan bahwa pembicaraan sedang berlangsung di Irak.

Bendera Iran melambai di depan markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria pada 23 Mei 2021. (Foto: Reuters/Leonhard Foeger)

JAKARTA, Jurnascom - Anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Fada-Hossein Maleki mengatakan, Iran dan Mesir berada di jalur untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan masing-masing. 

Maleki menambahkan bahwa Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan rekannya dari Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, akan bertemu langsung dalam waktu dekat.

Berbicara kepada kantor berita Iran, Tasnim pada Minggu, Maleki mengatakan bahwa pembicaraan antara Teheran dan Kairo saat ini sedang diadakan di Irak. Anggota parlemen menggambarkan suasana selama negosiasi sebagai positif.

Pada bulan Januari, Kementerian Luar Negeri Iran mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, duduk dengan kepala negara Mesir pada akhir tahun 2022.

Juru bicara kementerian mengatakan pada saat itu bahwa kedua negara pada dasarnya tidak memiliki masalah untuk dialog, pertemuan, dan pertukaran pandangan. Hubungan antara Kairo dan Teheran terputus pada tahun 1980 setelah Revolusi Islam di Iran.

Sementara itu, pada pertengahan Maret, saingan lama Iran dan Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka berencana untuk memulihkan hubungan diplomatik, yang telah mereka putus pada tahun 2016.

Pembicaraan dan kesepakatan selanjutnya antara dua kekuatan regional ditengahi oleh China, dengan Amerika Serikat (AS) secara mencolok absen dari pertemuan tersebut.

Fakta bahwa Beijing berhasil membuat kedua saingan itu berbicara dan mencapai kesepakatan digembar-gemborkan sebagai kemenangan besar bagi diplomasi China.

Riyadh juga terlibat dalam negosiasi dengan pemberontak Syiah Houthi di Yaman bulan lalu, sehingga menimbulkan harapan bahwa konflik berdarah yang telah berkecamuk sejak 2015 itu akan segera berakhir.

Perang di Yaman secara luas dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.

Akhir bulan lalu, surat kabar China People`s Daily melaporkan bahwa Presiden Xi Jinping secara pribadi memainkan peran penting dalam membujuk Riyadh dan Teheran untuk menormalisasi hubungan.

Sumber: Russian Today

KEYWORD :

Hubungan Diplomatik Iran Mesir Amerika Serikat China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :