Jum'at, 26/04/2024 15:15 WIB

PKS Ingatkan Pemerintah, Segera Hentikan Kebijakan yang Berbasis Coba-coba

Untuk mengefektifkan kinerja penanggulangan Covid-19, Pemerintah perlu menerapkan kebijakan berbasis ilmiah atau riset (scientific based policy), bukan berbasis coba-coba (trial and error).

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: Azka/Man

Jakarta, Jurnas.com - Untuk mengefektifkan kinerja penanggulangan Covid-19, Pemerintah perlu menerapkan kebijakan berbasis ilmiah atau riset (scientific based policy), bukan berbasis coba-coba (trial and error).

Demikian disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menanggapi pernyataan Menko Marinves, Luhut Panjaitan, dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang mengaku baru menyadari pentingnya tracing dalam penanggulanan pandemi Covid-19.

Menurut dia, Pemerintah telat menyadari dan memahami pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengatasi krisis. Akibatnya banyak korban jiwa yang tidak tertolong. 

"Padahal para ahli pandemi jauh-jauh hari sudah banyak yang menyampaikan pentingnya 3-T (testing, tracing dan treatment) ini.  Termasuk pentingnya karantina wilayah. Pemerintah saja yang tidak aspiratif,” tegasnya kepada wartawan, Senin (2/8).

Ke depan, lanjut dia, Pemerintah harus terbuka dengan panel ahli, yang sangat banyak jumlahnya di Indonesia.  Pemerintah harus memberi ruang dan mendengakan suara para panel ahli. 

“Ini akan mendayagunakan potensi nasional yang ada sekaligus mengurangi “kebisingan” dalam pengelolaan negara," ujar Mulyanto. 

Tracing adalah adalah testing yang terstruktur mengikuti titik-titik kasus positif, sehingga benar-benar dapat melacak penyebaran kasus Covid-19 dari suatu kasus. WHO menyarakan tracing ini dialakukan sebanyak 20-30 testing untuk setiap kasus positif terkonfirmasi.

"Terkait dengan hal tersebut, dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, tracing yang kita lakukan masih sangat lemah. Karena itu wajib untuk ditingkatkan," tegas Mulyanto yang juga menjabat Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini. 

Laporan Our World in Data (30/7) menyebutkan jumlah tracing per satu kasus positif di Indonesia sebesar 3,8. Masih jauh di bawah saran WHO yang 20-30 testing per satu kasus positif.  

Malaysia angka tracing ini sebesar 10,1. Angka tracing di Vietnam sebesar 21,1.  Sementara di Singapura angka tracing sebesar  943,8 pengujian per satu kasus positif.

Sebelumnya Menko Luhut Pandjaitan mengaku dirinya makin mengerti bahwa tracing itu penting. Bahkan menurutnya merupakan teknik kunci. 

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jumat (30/7) juga mengakui, bahwa testing, tracing, treatment (3T) dalam penanganan pandemi Covid-19 masih lebih rendah dibandingkan negara lain.  Budi menyebut 3T merupakan salah satu strategi paling dasar dan penting untuk mengatasi pandemi selain vaksinasi Covid-19.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII DPR PKS Mulyanto Covid-19 Tracing




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :