Jum'at, 26/04/2024 09:41 WIB

Iran Ancam Blokir Inspeksi Pengawas Nuklir PBB

Ancaman tersebut adalah langkah terbaru dalam permainan Teheran di ambang batas atas Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), perjanjian untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.

Citra satelit pada 11 Desember 2020 oleh Maxar Technologies menunjukkan pembangunan fasilitas nuklir Iran di Fordo /Mayar Technologies via AP News

Jeddah, Jurnas.com -  Pemerintah Iran mengatakan, pihaknya akan memblokir inspeksi cepat oleh pengawas nuklir PBB mulai pekan depan jika pihak lain dalam kesepakatan nuklir 2015 tidak menegakkan kewajiban mereka masing-masing.

Disadur dari Arab News, ancaman tersebut adalah langkah terbaru dalam permainan Teheran di ambang batas atas Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), perjanjian untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menarik diri dari JCPOA pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi, sejak Iran meningkatkan pelanggaran perjanjian dengan meningkatkan pengayaan uraniumnya.

Pengganti Trump Joe Biden mengatakan dia ingin kembali ke kesepakatan, tetapi Washington dan Teheran sama-sama bersikeras bahwa yang lain harus mengambil langkah pertama.

Dalam protokol tambahan untuk JCPOA, Iran setuju bahwa inspektur dari Badan Energi Atom Internasional dapat melakukan kunjungan mendadak ke fasilitas nuklirnya untuk memeriksa kepatuhan terhadap kesepakatan tersebut.

"Jika orang lain tidak memenuhi kewajiban mereka pada 21 Februari, pemerintah berkewajiban menangguhkan implementasi sukarela dari protokol tambahan tersebut. Semua langkah ini dapat dibatalkan jika pihak lain mengubah jalurnya dan menghormati kewajibannya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh pada Senin (15/2).

Sementara Teheran mengambil garis keras dalam tantangan publiknya terhadap AS, para pejabat Iran telah mengakui bahwa sanksi AS melumpuhkan ekonomi negara, dan mungkin dipaksa untuk berkompromi dengan kepatuhan terhadap JCPOA.

Di sisi lain, sementara Iran menyangkal bahwa mereka menginginkan senjata nuklir, Menteri Intelijennya Mahmoud Alavi mengatakan pekan lalu bahwa tekanan terus-menerus dari Barat dapat mendorong Teheran untuk melawan seperti "kucing yang terpojok" dan mencoba membuat bom.

Pejabat Iran lainnya pada Senin menegur menteri karena ancaman terselubung. "Posisi Iran tetap tidak berubah. Kegiatan nuklir Iran selalu damai dan akan tetap damai," kata Kementerian Luar Negeri, mengutip fatwa yang seharusnya dikeluarkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Namun demikian rezim Teheran jelas menyembunyikan sesuatu, analis politik Saudi Dr. Hamdan Al-Shehri mengatakan kepada Arab News. "Kami memantau situasi dengan cemas karena kami melihat eskalasi bertahap dari pihak Iran," kata dia.

"Baru-baru ini mereka mengatakan telah meningkatkan jumlah sentrifugal dan memperkaya uranium hingga 20 persen, yang berbahaya. Kemudian kami mendengar bahwa Iran telah mulai memproduksi logam uranium, dan itu adalah bahaya lainnya. Dan hanya beberapa hari yang lalu, Iran mengatakan mungkin akan `terpojok` untuk membuat senjata nuklir," sambugn dia.

"Mencegah inspektur IAEA melakukan tugasnya adalah bukti bahwa Iran menyembunyikan sesuatu, dan bermaksud mengumumkan bahwa mereka memiliki bom nuklir," kata dia.

KEYWORD :

Iran Senjata Nuklir Inspeksi Pengawas Nuklir PBB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :