Jum'at, 26/04/2024 10:40 WIB

Malaumkarta dan Sisi Magis Hadirnya Mendikbud Nadiem

Menurut masyarakat adat Suku Moi, selendang tenun bernama Teba atau Kain Teba tersebut menjadi simbol sebuah pengakuan resmi bahwa Mendikbud Nadiem kini menjadi pemimpin adat Suku Moi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim tiba di Kampung Malaumkarta (Foto: Muti/Jurnas.com)

Sorong, Jurnas.com - Jalanan berkelok membentang sepanjang perjalanan menuju Kampung Malaumkarta, tempat tinggal masyarakat adat Suku Moi, Papua Barat. Dari Kota Sorong, Kampung Malaumkarta yang berjarak 54 kilometer memakan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Kamis (11/2) sore, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim tiba di Kampung Malaumkarta. Setibanya di sana, menteri milenial tersebut disambut tarian adat dan dikalungkan sebuah selendang tenun merah hati.

Pengalungan itu bukan tanpa makna. Menurut masyarakat adat Suku Moi, selendang tenun bernama Teba atau Kain Teba tersebut menjadi simbol sebuah pengakuan resmi bahwa Mendikbud Nadiem kini menjadi pemimpin adat Suku Moi.

"Tidak bisa sembarang orang (memakai kain itu). Hanya tokoh adat. Orang kecil tidak bisa. Artinya pak menteri sudah dianggap sebagai kepala suku. Kalau dia bicara, maka orang akan menunduk hormat," kata masyarakat adat Suku Moi, Yance kepada Jurnas.com.

"Sekarang bapak menteri sudah dilantik sebagai anak adat sah di sini," sambung Yance.

Kehadiran Mendikbud Nadiem yang kini telah resmi menjadi pemimpin adat Suku Moi, juga membawa suasana magis di Kampung Malaumkarta.

Beberapa jam sebelum Nadiem menginjakkan kaki di perkampungan yang bersisian dengan laut itu, raut alam tiba-tiba berubah.

Yance menyebut gelombang tinggi di Pantai Malaumkarta sudah berlangsung setiap hari sejak Desember tahun lalu, yang kerap menyulitkan masyarakat menyeberang ke Pulau Um, pulau kecil yang ditempuh selama 10 menit dengan perahu getek. Dan ketika laut pasang di sore hari, biasanya menenggelamkan seluruh bibir pantai.

Namun tidak saat Mendikbud hadir. Hingga menjelang petang, laut tetap tenang tanpa gelombang. Bahkan tidak ada laut pasang, menurut penuturan Yance.

"Dengan dia memakai kain itu, alam sudah menyatu, alam sudah mendukung. Laut teduh semua, padahal di sini ombak terus. Kalau alam tidak mendukung, tidak mungkin pak menteri bisa sampai ke Pulau Um," tutur Yance.

Di Kampung Malaumkarta, Mendikbud menegaskan komitmennya terhadap perlindungan adat. Dia mengatakan kemajemukan adat dan budaya merupakan kekayaan terbesar di Indonesia.

"Ini prioritas Kemdikbud, bahwa selain pelestarian juga inovasi budaya. Sehingga budaya itu bisa dinikmati oleh generasi berikutnya," ujar Mendikbud.

Mendikbud juga mendorong pelestarian bahasa sebagai bagian dari perlindungan adat dan budaya, melalui pelajaran bahasa adat di satuan pendidikan.

Menurut dia, tanpa bahasa daerah yang menyimpan aneka makna tertentu, maka kebudayaan sulit tumbuh. "Ruang kearifan lokal dalam sistem pendidikan kita harusnya dibesarkan," ungkap dia.

Nadiem menambahkan, perlindungan adat dan budaya harus pula diiringi dengan kesejahteraan ekonomi masyarakat adat. Caranya ialah dengan mengembangkan pariwisata (tourism) yang baik, tanpa mengorbankan lingkungan.

"Saya 100 persen seutuju bahwa akan sangat sulit melestarikan dan melindungi adat kalau tidak ujung-ujungnya berakhir kepada dampak ekonomi masyarakat adatnya. Koneksi antara kesejahteraan adat dan ekonomi adalah turisme. Tapi turisme yang sehat yang baik," papar Nadiem.

Direktur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemdibud, Sjamsul Hadi mengatakan perlindungan dan penguatan lembaga adat masuk dalam program prioritas Ditjen Kebudayaan.

Bentuknya ialah pendataan potensi kearifan lokal, potensi pengetahuan tradisonal, teknologi radisional, serta tradisi lisan.

"Dari sisi pemerintah daerah, melalui UU Pemajuan Kebudayaan, tiap kabupaten/kota dan provinsi memiliki kewajiban membuat pokok pikiran pemajuan kebudayaan. Supaya fungsi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dapat terwujud sebagai dasar pengajuan anggaran," tandas Sjamsul.

KEYWORD :

Suku Moi Mendikbud Nadiem Anwar Makarim Sisi Magis Papua Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :