Sabtu, 27/04/2024 03:45 WIB

Di Depan EWF, Nadiem Pamer Kebijakan Merdeka Belajar

Di Depan EWF, Nadiem Pamer Kebijakan Merdeka Belajar

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim (Foto: Youtube)

London, Jurnas.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memaparkan kebijakan Merdeka Belajar, dalam kegiatan Education World Forum (EWF) yang berlangsung di Inggris pada 7-10 Mei 2023.

Mendikbudristek menjadi salah satu pembicara pada Sesi Panel 1 bersama Jaime Saavedra, Direktur Global Pendidikan, Bank Dunia; Fayval Williams, Menteri Pendidikan dan Pemuda Jamaika; dan Colin Hughes, Direktur Assessment and Qualification Alliance (AQA).

Di hadapan para menteri dan delegasi dari 180 negara, Nadiem memaparkan visi misi, praktik baik, serta capaian dari Merdeka Belajar sebagai kebijakan transformatif di bidang pendidikan yang diluncurkan oleh Kemdikbudristek.

Berawal dari kesadaran akan situasi pembelajaran yang masih butuh banyak peningkatan, kemudian diperparah oleh pandemi Covid-19, Kemdikbudristek menghadirkan Merdeka Belajar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan menjadikan proses belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi pelajar di Indonesia.

"Untuk melahirkan pembelajar sepanjang hayat, kita perlu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak kita," terang Nadiem.

Lebih lanjut, Mendikbudristek menjelaskan tiga terobosan besar yang digerakkan melalui Merdeka Belajar. Pertama, mengganti ujian berbasis mata pelajaran dengan Asesmen Nasional (AN) yang lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan berpikir kritis peserta didik. Di samping itu, AN juga menggarisbawahi komitmen satuan pendidikan untuk menjadi lingkungan belajar yang bebas dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Terobosan yang kedua ialah menghadirkan Kurikulum Merdeka yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan secara sukarela. Nadiem mengatakan, apabila sebelumnya diperlukan lima sampai tujuh tahun untuk menerapkan kurikulum baru, kali ini dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni menawarkannya kepada sekolah untuk diterapkan sesuai kebutuhan dan secara sukarela.

"Dalam satu setengah tahun saja, delapan puluh persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka," ujar dia.

Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30-40 persen guna menekankan pada pembelajaran yang mendalam, mengalokasikan 20 persen untuk pembelajaran berbasis projek, serta memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Transformasi ketiga berkenaan dengan jenjang perguruan tinggi melalui perubahan pada mekanisme penerimaan mahasiswa baru. Perubahan dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat telah mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik.

"Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah," terang Nadiem.

KEYWORD :

Mendikbudristek EWF Nadiem Anwar Makarim Merdeka Belajar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :