Jum'at, 26/04/2024 09:23 WIB

Kemdikbud: Kedaireka Rumah bagi Inventor dan Investor

Paris mengibaratkan Kedaireka sebagai rumah bersama atau rumah kolaborasi yang dapat mempertemukan inventor dan investor.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Nizam (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaam, Nizam, mengatakan perguruan tinggi perlu menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan industri untuk menciptakan link and match.

Karena itu, platform Kedaireka bisa menjadi titik pertemuan yang memberikan akses bagi perguruan tinggi dan industri tanpa terkecuali, untuk menyampaikan permasalahan dan melakukan kerja sama.

"Kolaborasi antara DUDI dan perguruan tinggi menjadi penting, karena ekonomi yang terus berinovasi. Kita tidak bisa terus mengandalkan impor, baik itu kebutuhan pangan, kesehatan, manufaktur dan beragam kebutuhan lainnya," ujar Nizam pada Kamis (4/2).

Nizam menambahkan, saat ini jumlah perguruan tinggi di Indonesia lebih banyak dari pada lembaga riset, sehingga melalui hal ini hasil riset dari perguruan tinggi diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan segala sektor. Nizam mengharapkan hasil riset yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dapat beramplifikasi dampaknya.

"Saat ini 5 dari 10 unicorn di Asia Tenggara lahir dari Indonesia, lahir dari para milenial dan anak muda. Ini membuktikan bahwa anak muda Indonesia sangat kreatif," tegas Nizam.

Sementara itu Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani menyebut pemerintah telah menyiapkan dana hibah untuk memfasilitasi kerja sama, antara perguruan tinggi dan industri melalui platform Kedaireka.

Paris mengibaratkan Kedaireka sebagai rumah bersama atau rumah kolaborasi yang dapat mempertemukan inventor dan investor.

"Platform Kedaireka akan terbuka selama 24 jam bagi para inventor dan investor untuk dapat berdialog, menghasilkan karya yang dapat berguna bagi kemajuan negara," ujar Paris pada Kamis (4/2) di Jakarta.

Paris juga mengajak praktisi industri untuk bergabung menjadi dosen praktisi dan dosen luar biasa di Kemdikbud, khususnya di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Para dosen juga diajak melakukan diseminasi hasil kerja melalui Kedaireka.

"Dosen juga diharapkan ikut melakukan transformasi proses pembelajaran, mulai dari persiapan kurikulum sampai dengan menempatkan mahasiswa magang, kredit transfer baik di dalam atau pun di luar negeri," kata Paris.

Paris menambahkan dalam Kampus Merdeka, perguruan tinggi akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi industri, dunia usaha, dan dunia kerja (Iduka) sehingga dapat dilakukan negosiasi dalam rangka meningkatkan relevansi antara kurikulum di perguruan tinggi dan hubungan dengan dunia kerja.

"Perguruan Tinggi diharapkan menjadi think tank agar dapat terjadi relevansi antara perguruan tinggi dan industri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di industri, dunia usaha, dan dunia kerja," harap Paris.

Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti, Ridwan meyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan insentif berupa pendanaan dalam bentuk matching fund sejumlah Rp250 miliar bagi perguruan tinggi dan DUDI yang berhasil bekerjasama melalui platform Kedaireka.

Kedaireka dan matching fund dapat menjembatani reka cipta yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan kebutuhan teknologi yang diperlukan oleh Iduka.

"Dana matching fund akan mengurangi risiko kerugian di tahap research and development serta dapat mendukung menghasilkan produk dengan tingkat kesiapan teknologi yang lebih baik berkat dukungan dana yang cukup untuk melakukan riset, melibatkan lebih banyak insan dikti berkolaborasi, serta mendorong terjadinya dialog dan menyusun proposal bersama yang selanjutnya disubmit ke kementerian untuk mendapatkan pendanaan," tutur Ridwan.

KEYWORD :

Kedai Reka Ditjen Dikti Kemdikbud Industri Perguruan Tinggi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :