Sabtu, 27/04/2024 19:49 WIB

Sritex Pasarkan Seragam Anti Radiasi ke Jerman dan Malaysia

Permintaan seragam militer, kebanyakan dari negara-negara di Timur Tengah dan Eropa seperti Jerman, Austria, Norwegia, Belanda dan Swedia.

Solo -Perusahaan yang berlokasi di Solo, Indonesia, PT. Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) memasarkan seragam militer anti-radiasi nuklir dan bahan kimia berbahaya ke Jerman dan Malaysia. Kata Vice President Director PT Sritex Tbk. Iwan Kurniawan Lukminto,  Selain seragam militer anti-radiasi nuklir, Sritex juga membuat produk dengan spesifikasi lainnya seperti anti-air dan anti-api.

Seragam anti-radiasi nuklir itu dikenal dengan spesifikasi CBRN (chemical, biological, radiation and nuclear) yang merupakan jenis yang bertahan menghadapi bahan kimia dan biologis berbahaya, radiasi dan nuklir.

"Kalau kita melihat secara keseluruhan 30 persen produk militer yang kita kerjakan untuk dalam dan luar negeri," ujar Iwan.

Kurniawan mengatakan,  Indonesia saat ini belum menggunakan pakaian seragam anti-radiasi nuklir itu. Sebanyak 95 persen seragam militer Indonesia dikerjakan oleh Sritex termasuk sebagian besar pakaian dasar harian dan lapangan.

Kurniawan mengatakan permintaan seragam militer Indonesia sekitar 1,2 juta potong per tahun, sementara permintaan di negara-negara asing sekitar sejuta hingga 1,5 juta potong per tahun.

"Uniform Indonesia permintaan per tahun secara keseluruhan untuk TNI sekitar 1,2 juta potong. Itu belum termasuk dengan instansi lain," ujarnya.

Permintaan seragam militer, kebanyakan dari negara-negara di Timur Tengah dan Eropa seperti Jerman, Austria, Norwegia, Belanda dan Swedia. dan Sritex menyuplai seragam militer di 30 negara di dunia dengan berbagai macam spesifikasi, antara lain Malaysia, Kuwait, Austria, Sudan, Uni Emirat Arab, Jerman dan Amerika Serikat.

KEYWORD :




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :