Sabtu, 27/04/2024 09:45 WIB

Kerugian Materil Akibat Banjir Bandang Langkat Capai Rp 1 Miliar Lebih

Camat Bahorok, Dameka Putra Singarimbun, Rabu malam menjelaskan, banjir bandang melanda 4 desa, yakni Desa Sampe Raya, Timbang Jaya, Timbang Lawan dan Desa Lau Damak bagian hilir.

Tumpukan kayu gelondongan disepanjang aliran Sungai Landak, Bahorok yang dibawa banjir bandang. (Foto: Ist)

Langkat, Jurnas.com- Banjir bandang di Sei Landak Rivers kawasan wisata Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat, pada Rabu (18/11) dini hari, telah menyebabkan kerugian materil mencapai Rp 1 miliar lebih.

Kerugian materil itu dikarenakan hilangnya jembatan Salang Pangeran tersapu banjir. Rusak parahnya 8 unit Villa karena tertimbun lumpur dan kayu gelondongan, kemudian belasan warung serta sejumlah hewan ternak hanyut terbawa arus.

Camat Bahorok, Dameka Putra Singarimbun, Rabu malam menjelaskan, banjir bandang melanda 4 desa, yakni Desa Sampe Raya, Timbang Jaya, Timbang Lawan dan Desa Lau Damak bagian hilir.

"Untuk sementara ini, kerugian materil kita ditakdir Rp 1 miliar lebih. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini dan belum bisa memastikan kerugian sebenarnya," jelasnya.

Kapolsek Bahorok IPTU Pamilu Hutagaol, dan Paur Subbag Humas Polres Langkat Aiptu Yasir Rahman melaporkan, ada 4 titik lokasi bencana alam yang terjadi di kawasan wisata Bukit Lawang Kecamatan Bahorok. Selain banjir bandang menghantam wisata Landak Rivers, bencana tanah longsor juga terjadi di pemukiman warga di Bukit Lawang, tepatnya di Dusun VII, Desa Timbang Lawan.

Putusnya jembatan Selang Pangeran menyebabkan terputusnya akses menuju ke lokasi wisata Landak Rives dan wisata Batu Kapal di Bukit Lawang.

Menurut Timbang Ginting, salah seorang warga Desa Sampe Raya yang menyaksikan kejadian banjir bandang, menjelaskan, luapan air Sungai Landak mulai pukul 22.00 - 24.00 WIB Selasa (17/11/2020) malam

"Sekitar pukul 23.30 WIB saya masih berada dipinggir sungai, di joglo/warung mengemas barang dagangan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Tapi sekitar pukul 24.00 WIB, tiba -tiba terdengar suara gemuruh dari daerah hulu sungai menuju hilir. Suara gemuruh itu semakin besar, diduga benturan kayu dengan batu serta pepohonan, dan seketika menyapu kawasan wisata," jelasnya.

Villa/penginapan, warung dan pondok- pondok joglo serta lahan pertanian warga disapu oleh kayu dari berbagai jenis. Terlihat jelas kayu yang terseret banjir lengkap dengan akar, ranting, daun hijau hingga batang terkelupas.

"Tumpukan kayu terlihat terhenti dipinggir dan ditengah sungai serta dilahan pertanian warga. Puluhan Villa, penginapan, pondok-an dan joglo milik warga mengalami kerusakan parah bahkan banyak yang raib dibawa arus," jelasnya.

Bukan Disebabkan Ilegal Logging

Kepala Seksi Wilayah V TNGL, Palber Turnip M Hum, mengatakan, peristiwa banjir bandang ini murni longsor alami di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), bukan disebabkan karena adanya pembalakan liar atau illegal logging.

Sebab, ujar Palber, kayu yang terseret arus sungai terlihat disertai akar dan masih ada ranting-ranting serta daun, bukan berupa kayu gelondongan yang ada bekas gergajian.

"Ini mengindikasikan kejadian ini bukan karena illegal logging, tetapi karena curah hujan yang tinggi dan terjadi longsor di hulu sungai. Namun demikian, kita akan tetap menurunkan tim untuk memastikan titik longsoran di kawasan TNGL," katanya. (Madint)

KEYWORD :

Langkat Banjir Bukit Lawang Dameka Putra Singarimbun




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :