Sabtu, 27/04/2024 06:30 WIB

Full Day School Tambah Biaya Dan Beban Guru

Ilustrasi anak-anak di sekolah./foto:lampost

Jakarta - Gagasan Full Day School yang dilontarkan Muhadjir Effendi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), menimbulkan kontra di masyarakat. Di ranah social media, banyak diskusi dan perdebatan. Muncul pula petisi untuk menolaknya.

Baru sehari dilayangkan, jumlah dukungan penolakan Full Day School hingga Selasa, 9 Agustus 2016 pukul 15.01, sudah ditandatani 20.050 pendukung. Hanya memerlukan 4.950 pendukung lagi untuk mencapai 25.000. (Baca: Petisi Menentang Kebijakan Menteri Muhadjir)

Meski sudah memberikan koreksi bahwa Full Day School tak berarti seharian di sekolah, namun petisi sudah bergulir, kontra gagasan untuk menolaknya sudah menyebar.

Menurut Muhadjir, seperti dikutip dari media yang beredar, sejatinya program tersebut hendak memastikan bahwa siswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter. Kegiatan ekstrakurikuler, misalnya. Sedangkan penerapannya, pihak Kemendikbud akan melakukan kajian lebih dalam lagi untuk kegiatan belajar mengajarnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Ni'am Sholeh, melalui rilisnya mengatakan bahwa penerapan suatu program harus diikuti dengan perbaikan yang memadai. Tidak hanya "mengandangkan" anak di sekolah seamta. Tanpa adanya perbaikan sistem pendidikan dengan spirit menjadikan lingkungan sekolah yang ramah bagi anak, maka memanjangkan waktu sekolah malah akan menyebabkan potensi kekerasan di lingkungan sekolah.

Tolok ukur kebijakan ini juga banyak dipertanyakan. Belum lagi dengan kapasitas dari pengajar yang seharian di sekolah. Para pengajar juga memiliki aktivitas sosial yang tidak hanya melulu di sekolah. Yang tak kalah penting adalah interaksi antara anak dan orang tua menjadi berkurang. 

Menurut Ni'am, usai dihubungi lewat telepon, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam gagasan Full Day School adalah penambahan beban guru, penambahan biaya kegiatan, penyesuaian kegiatan anak dan orang tua yang sudah ada, orang tua yang tidak bekerja, anak yang harus membantu orang tua, keragaman kondisi sosial di daerah.

"Bahkan dalam kondisi tertentu, anak jangan lama-lama di sekolah, agar cepat berinteraksi dengan orang tua. Apalagi yang kelas 1 SD," jelas Ni'am dalam pesannya.

"Sekolah full day hanya merampas kemerdekaan anak2. Sudah terbukti bertahun2 sistem pendidikan yg hanya fokus pada angka, hanya menghasilkan manusia manusia tidak kreatif! Membuat orang dewasa kekanak kanakan! Kembalikan hak hak anak! Keluarga adalah pendidikan yg utama! Kembalikan keceriaan masa anak anak Indonesia! Jangan "penjarakan" anak2 didalam satu gedung bernama SEKOLAH! Karena belajar itu sepanjang masa BUKAN selama disekolah!! Alam raya adalah sekolah yang sebenarnya!," begitu tulis afri saragih dalam laman change.org.[]

KEYWORD :

full day school muhdajir effendy mendikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :