Bendera Israel berkibar di depan Kubah masjid Shakhrah dan kota Yerusalem (AFP/Thomas Coex)
Tehran - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi mengatakan keputusan Australia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan pelanggaran terhadap resolusi internasional.
Qasemi menggambarkan langkah yang diusulkan Negeri Kanguru sebagai keputusan yang keliru dan salah perhitungan.
"Jika dilaksanakan, keputusan itu akan dilihat sebagai pelanggaran terhadap semua resolusi internasional yang terkait dengan Palestina dan wilayah yang diduduki Israel," terang Qasemi kepada Kantor Berita Iran, Azad Rabu (19/12).
"Langkah seperti itu tidak akan membantu menyelesaikan masalah Palestina dan Timur Tengah. Itu hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut," tambahnya.
Pada Sabtu (15/12), Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan keputusan negaranya untuk secara resmi mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.
AS Desak Normalisasi Hubungan Israel-Saudi
Ia menegaskan, bagaimanapun, Australia tidak akan merelokasi kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem Barat sampai perdamaian Palestina-Israel tercapai.
Pada November, Presiden terpilih Brazil Jair Bolsonaro juga mengumumkan niatnya untuk memindahkan kedutaan negaranya dari Tel Aviv ke Yerusalem sesuai dengan janji kampanyenya.
Israel Tuding IAEA Tidak Efektif Awasi Iran
Namun, beberapa hari kemudian, Bolsonaro mengatakan bahwa keputusan akhir tentang masalah itu belum ditentukan.
Akhir tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menjadi pemimpin pertama yang mengumumkan niat negaranya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, memicu kecaman dan protes dari seluruh dunia Arab dan Muslim.
KEYWORD :Palestina Australia Yerusalem Israel Iran