Sabtu, 27/04/2024 15:40 WIB

Legislator Minta Pemerintah Perkuat Kelembagaan Migas Nasional

Kita harus makin percaya diri dengan kekuatan migas nasional kita. Terbukti, BUMN Migas nasional yakni Pertamina makin memperlihatkan geliat yang menarik.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto meminta negara memperkuat kelembagaan migas nasional. Di tengah kondisi senjakala bisnis migas dan hengkangnya beberapa perusahaan migas asing dari wilayah kerja Indonesia, Pemerintah harus lebih fokus ke dalam, memperkokoh kelembagaan migas nasional agar Indonesia tidak terus tergantung pada pihak asing atau mengemis-ngemis investasi dari luar.

Dikatakan Mulyanto, revisi UU Migas menjadi strategis dalam rangka mengokohkan kelembagaan hulu migas agar badan ini semakin kuat sesuai amanat MK, berfungsi sebagai regulator yang mampu dan mudah berkoordinasi dengan pihak pemda dan kementerian untuk memperlancar infrastruktur investasi, terutama terkait dengan aspek perizinan lingkungan dan lahan.

"Kita harus makin percaya diri dengan kekuatan migas nasional kita. Terbukti, BUMN Migas nasional yakni Pertamina makin memperlihatkan geliat yang menarik. Setelah sukses mengakuisisi Blok Rokan dari Chevron, kini Pertamina dengan mulus masuk menggantikan investasi Shell di Blok Abadi Masela, bahkan mulai merambah ke ladang-ladang minyak di luar negeri, seperti di Aljazair dan Irak. Bandingkan dengan pembangunan Kilang Tuban, yang terkatung-katung, karena kita tergantung pada pihak Rosneft, Rusia," terang Mulyanto kepada wartawan, Kamis (28/3).

Pertamina, lanjut Mulyanto, sebagaimana disampaikan pada Raker Komisi VII DPR RI dengan SKK Migas dan Pertamina, Rabu 27 Maret 2024, kini mendominasi Kontribusi lifting migas secara nasional, yakni sebesar 68 prosen untuk minyak, dan sebesar 33 persen untuk gas.

"Ini kinerja bagus di tengah harga minyak dunia yang cenderung naik karena dampak negatif dari perang Rusia-Ukraina yang belum hilang. Harga minyak WTI misalnya, mulai merangkak, melewati angka USD 81 per barel.  Begitu juga harga minyak Brent yang terus naik melampaui USD 86 per barel," imbuh Mulyanto.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII Mulyanto PKS Pertamina migas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :