Selasa, 21/05/2024 00:11 WIB

Ratusan Stan Vokasi Mejeng di Ajang Business Matching 2024

182 stan satuan pendidikan vokasi tampil dalam pameran Business Matching Tahap VII Tahun 2024, yang berlangsung di Denpasar, Bali pada 4-7 Maret 2024.

Produk SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo di ajang Business Matching 2024 (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Sebanyak 182 stan satuan pendidikan vokasi tampil dalam pameran Business Matching Tahap VII Tahun 2024, yang berlangsung di Denpasar, Bali pada 4-7 Maret 2024.

Stan-stan tersebut memamerkan berbagai macam produk dalam negeri yang berasal dari binaan Kementerian Perindustrian, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), serta Kementerian Pertahanan.

Sekjen Kemdikbudristek, Suharti mengatakan bahwa pameran ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) serta mewujudkan kemandirian bangsa.

Keberhasilan gerakan tersebut diyakini dapat mendorong perkembangan industri dalam negeri, peningkatan lapangan kerja baru, penyerapan tenaga kerja, dan berbagai multiplier effect lainnya yang akan memperkuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Dalam rangka menyukseskan Gernas BBI, Kemendikbudristek meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh satuan pendidikan terutama SMK untuk menjadi produk usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi, serta meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi untuk menjadi produk substitusi impor," kata Suharti.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa berkomitmen memastikan relevansi lulusan vokasi untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk dunia usaha dan dunia industri.

"Saat ini anak-anak vokasi bukan hanya belajar membuat dan melakukan praktik. Namun, mereka juga sudah memperhatikan bahwa kalau mereka memproduksi sesuatu ada kepentingan pelanggan yang harus dipikirkan," ujar Kiki.

Kiki berharap produksi vokasi terus berkembang, memproduksi karya secara massal, dipasarkan ke pasar industri, dan dipakai oleh masyarakat Indonesia.

"Kami diberi arahan oleh Menko Luhut agar ayo buat produksi yang lebih baik lagi, menyiapkan hasil inovasi ini agar dapat dipakai oleh masyarakat dengan tetap menjaga kualitas serta mematuhi perizinan yang ada," ucap Kiki.

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Salatiga, Sriyanto, menuturkan bahwa sepanjang pameran yang berlangsung selama empat hari tersebut, setidaknya sudah ada lebih dari 10 pihak yang telah melakukan komunikasi untuk membahas kemungkinan-kemungkinan kerja sama. Pembicaraan awal kerja sama tersebut tidak hanya dari kalangan industri, tetapi juga berasal dari pemerintah daerah, hingga asosiasi.

"Rata-rata mereka ingin mengajak kerja sama untuk menghasilkan produk-produk inovasi lokal, utamanya produk yang ramah disabilitas," kata Sriyanto.

Menurut Sriyanto, awalnya para pengunjung tidak percaya jika produk yang ditampilkan merupakan buatan para siswa SMK. Akan tetapi, dengan suguhan bukti-bukti, para pengunjung justru kagum dan ingin membuka peluang kerja sama.

"Rata-rata mereka mengatakan jika anak vokasi bisa menghasilkan produk lokal yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kuncinya itu diberi kesempatan, kepercayaan, dan binaan," imbuh dia.

KEYWORD :

Kemdikbudristek Vokasi Business Matching 2024




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :