Kamis, 16/05/2024 06:49 WIB

Ini Kunci Tangani Food Waste

NFA, lanjut Arief, mendukung pengurangan food waste sesuai target RPJMN 2020-2024 melalui Peningkatan Tata Kelola Sistem Pangan Nasional

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA)  Arief Prasetyo Adi menyatakan, kolaborasi bersama stakeholder menjadi kunci dalam penanganan food waste.

"Kolaborasi adalah kunci utama, karena menyelesaikan masalah pangan dan gizi memerlukan komitmen semua elemen masyarakat. Kami bekerja sama dengan Kementerian/ Lembaga terkait, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lintas sektor di 38 provinsi dan 514 kab/kota, serta melibatkan BUMN dan BUMD Pangan, Satgas Pangan, swasta, asosiasi, civitas akademika, dan para ahli untuk mencapai target pembangunan pangan," ujar Arief dalam peringatan Hari Kesadaran Internasional Pemborosan Pangan/International Day of Awareness of Food Loss and Waste di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

NFA, lanjut Arief, mendukung pengurangan food waste sesuai target RPJMN 2020-2024 melalui Peningkatan Tata Kelola Sistem Pangan Nasional. Namun demikian, keberhasilan penanganan food waste memerlukan komitmen bersama dan kolaborasi lintas sektor.

“Kehadiran berbagai stakeholder dari hulu hingga hilir merupakan wujud sinergi pentahelix yang kita harapkan dapat menekan pemborosan pangan sehingga memberikan dampak yang positif tidak hanya terhadap ketahanan pangan, tetapi juga pada peningkatan ekonomi, dan perbaikan lingkungan,” katanya.

Sebagai wujud komitmen dan kehadiran pemerintah dalam upaya pencegahan Food Waste, pada Tahun 2022 Badan Pangan Nasional telah menginisiasi langkah nyata Gerakan Selamatkan Pangan dalam upaya pencegahan dan pengurangan pangan berlebih berpotensi food waste.

Gerakan Selamatkan Pangan terbagi menjadi 3 kegiatan utama yang meliputi, penyediaan, pengumpulan, penyortiran, pengolahan, dan penyaluran pangan melalui donasi pangan; penyediaan platform penyelamatan pangan yang dapat diakses secara digital; serta sosialisasi, edukasi, dan advokasi lewat kampanye “Stop Boros Pangan” serta “Belanja Bijak”.

Upaya Gerakan Selamatkan Pangan telah  digerakkan di 38 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota secara intensif. Pada tahun 2023, Badan Pangan Nasional menderaskan pelaksanaan kegiatan Gerakan Selamatkan Pangan melalui alokasi dekonsentrasi di 12 (dua belas) provinsi yang berbasis perkotaan dan telah memiliki penggiat bank pangan.

Adapun 12 provinsi yang menjadi sasaran awal yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, serta Kalimantan Timur. 

“Piloting di wilayah Jabodetabek sejak akhir Desember 2022 hingga 25 September 2023 sudah berhasil menyelamatkan pangan sebesar  52.785,68 Kg ton dengan memfasilitasi penyaluran pangan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui mobil logistik dan food truck. Selain itu, pangan yang sudah tidak layak konsumsi juga disalurkan sebagai pakan hewan ternak, pupuk kompos, serta untuk kebutuhan industri. Tentu ke depannya akan kita perluas ke berbagai wilayah sehingga gerakan ini terus bergulir dan berdampak positif pada ketahanan pangan kita,” ungkap Arief.

Selain itu, platform secara digital juga dikembangkan sebagai media yang memudahkan asosiasi dan penggiat food waste dalam penyaluran bantuan pangan. Platform yang dapat diakses melalui http://sbp.badanpangan.go.id tersebut antara lain memuat data pelaku usaha yang menjadi donatur dan penggiat food waste, sebaran lokasi penyaluran donasi, jumlah pangan yang diselamatkan, serta jumlah pangan yang disalurkan.

"Peringatan hari kesadaran internasional mengenai Food Loss and Waste ini kita jadikan momentum untuk menguatkan langkah kolaboratif dalam membangun kesamaan visi terhadap pentingnya isu ini dalam meningkatkan ketahanan pangan, terutama menurunkan daerah rentan rawan pangan," kata Arief.

Pengurangan food waste menjadi perhatian serius Indonesia dan negara-negara di dunia sesuai komitmen dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12 poin ke-3.

Menurut Arief, sesuai SDGs negara-negara di dunia diharapkan dapat mengurangi 50% food waste per kapita di tingkat retail dan konsumen pada tahun 2030. Upaya pengurangan food waste sejalan dengan arahan Presiden RI agar mengantisipasi ancaman krisis pangan yang disebabkan berbagai tantangan antara lain El Nino, disrupsi rantai pasok global dan kenaikan harga.

KEYWORD :

NFA Food Waste Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :