Sabtu, 27/04/2024 16:29 WIB

Hadapi Krisis Ekonomi, Sri Lanka Berencana Ekspor 100.000 Monyek ke China

Kera toque endemik di Sri Lanka dan umum di pulau itu tetapi digolongkan sebagai terancam punah dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Kera toque endemik di Sri Lanka dan umum di pulau itu. (File foto: AFP/Ina Fassbender)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian Sri Lanka, Mahinda Amaraweera sedang mempertimbangkan mengekspor hingga 100.000 monyet yang terancam punah ke China.

Kera toque endemik di Sri Lanka dan umum di pulau itu tetapi digolongkan sebagai terancam punah dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Sri Lanka melarang hampir semua ekspor hewan hidup dan penjualan monyet yang diusulkan terjadi saat Permata Samudra Hindia itu menghadapi krisis ekonomi terburuk yang pernah ada. Tidak ada rincian keuangan yang tersedia.

"Mereka menginginkan monyet untuk lebih dari 1.000 kebun binatang yang mereka miliki di seluruh China," kata Amaraweera kepada AFP. "Saya telah menunjuk sebuah komite untuk mempelajari permintaan tersebut dan melihat bagaimana kami dapat melakukannya."

Monyet dianggap hama di Sri Lanka karena mereka merusak tanaman dan menyerbu desa untuk mencari makanan, dan terkadang menyerang manusia.

Sri Lanka menghapus beberapa spesies dari daftar yang dilindungi tahun ini, termasuk ketiga spesies monyetnya serta burung merak dan babi hutan, yang memungkinkan petani untuk membunuh mereka.

The Environmental Foundation, sebuah kelompok hak asasi hewan Sri Lanka, mengkritik usulan penjualan tersebut, dengan mengatakan tidak ada survei kera secara nasional selama lebih dari 40 tahun dan studi populasi yang tepat harus dilakukan terlebih dahulu.

"Kami ingin tahu mengapa mereka menginginkan begitu banyak monyet - apakah itu untuk daging, penelitian medis, atau tujuan lain," kata Jagath Gunawardana dari yayasan itu kepada wartawan di Kolombo.

"Monyet bukan spesies yang dilindungi di Sri Lanka, tetapi mereka masuk dalam daftar merah internasional hewan yang terancam punah," kata Gunawardana.

Tidak ada komentar langsung dari IUCN.

Kera Toque secara resmi diperkirakan berjumlah antara 2 juta dan 3 juta di Sri Lanka.

Gunawardana mengatakan salah satu penyebab meningkatnya konflik manusia-hewan, termasuk dengan monyet dan gajah, adalah ekspansi pertanian yang menyusutkan habitat hewan liar.

Sumber: AFP

KEYWORD :

Bisnis Monyekt Krisis Keuangan Sri Lanka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :