Selasa, 21/05/2024 16:28 WIB

TikTok Jamin Data Pengguna Tidak Ditransfer ke China

Tiga lembaga utama Uni Eropa dalam dua minggu terakhir telah memerintahkan pembersihan aplikasi milik China dari perangkat termasuk ponsel dan laptop yang digunakan untuk bekerja.

Kebijakan baru Tiktok peduli keselamatan Mental Anak. (Foto: bbc.co.uk)

JAKARTA, Jurnas.com - TikTok telah menemukan mitra di Eropa untuk menjamin bahwa data pengguna tidak ditransfer ke China. Hal disampaikan setelah Uni Eropa melarang aplikasi tersebut di perangkat yang digunakan bekerja.

Perhatian utama Uni Eropa adalah pada perlindungan data karena kekhawatiran meningkat di Barat atas seberapa banyak akses aplikasi berbagi video pendek yang dapat diberikan Beijing ke data pengguna yang sensitif dari seluruh dunia.

Wakil Presiden Kebijakan Publik Eropa TikTok, Theo Bertram mengatakan perusahaan ingin menawarkan jaminan setelah blok tersebut melarangan aplikasi tersebut.

"Ada keprihatinan tulus yang dimiliki pemerintah Barat tentang China dan karena itu sebagai perusahaan yang pendirinya adalah orang China," kata Bertram kepada AFP.

"Saya pikir ada kewajiban yang lebih tinggi bagi kami untuk menunjukkan bagaimana kami menjaga keamanan data pengguna," sambung dia.

Tiga lembaga utama Uni Eropa dalam dua minggu terakhir telah memerintahkan pembersihan aplikasi milik China dari perangkat termasuk ponsel dan laptop yang digunakan untuk bekerja.

Parlemen Denmark minggu ini mengatakan kepada anggota parlemen dan semua staf untuk menghapus aplikasi dari perangkat seluler karena risiko mata-mata. Amerika Serikat (AS) telah melarang aplikasi dari perangkat federal.

Perusahaan induk TikTok, ByteDance, juga sedang diselidiki oleh regulator privasi Irlandia mengenai apakah melanggar undang-undang perlindungan data Uni Eropa, GDPR, dengan pemrosesan data pribadi anak-anak dan transfer data ke China.

Saat ini, TikTok mereplikasi model yang ada di AS dengan perusahaan California Oracle, yang menyimpan data pengguna AS. "Semua kode sumber kami dapat dilihat oleh Oracle. Kami tidak dapat melakukan pembaruan tanpa melewatinya," kata Bertram.

Proyek dengan Oracle menelan biaya TikTok US$1,5 miliar. Jika disetujui oleh otoritas AS, "Oracle juga akan mengirimkan pembaruan (jadi) aplikasi TikTok berikutnya yang Anda dapatkan akan dikirim ke app store oleh Oracle, bukan oleh TikTok", kata Bertram.

Aplikasi itu juga akan sama dengan yang tersedia untuk diunduh di Eropa. "Untuk benar-benar meyakinkan opini publik, kita perlu melakukan hal yang sama di Eropa," tutur dia.

"Kami sedang mengerjakan tiga pusat data baru dan kami juga akan bekerja dengan mitra," katanya, tanpa menyebutkan nama mitra dan memberikan rincian lebih lanjut.

TikTok memiliki 150 juta pengguna di Eropa, termasuk 25 juta di Inggris Raya. Ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia.

Sumber: AFP

KEYWORD :

Uni Eropa Amerika Serikat Larangan TikTok Theo Bertram Transfer Data




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :