Sabtu, 27/04/2024 18:10 WIB

UNESCO Ingin Belajar Revitalisasi Bahasa Daerah dari Indonesia

Badan Bahasa Kemdikbudristek diundang ke markas UNESCO di Paris, Prancis untuk berbagi praktik baik revitalisasi bahasa daerah.

Kepala Badan Bahasa Kemdikburistek, E. Aminudin Aziz (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) diundang ke markas UNESCO di Paris, Prancis untuk berbagi praktik baik revitalisasi bahasa daerah.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz dalam taklimat media Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Nasional di Jakarta pada Senin (13/2) kemarin.

"Badan Bahasa pada 21 Februari nanti akan jadi co-organizer bersama UNESCO menyelenggarakan Bahasa Ibu Internasional di markas UNESCO di Paris," kata Aminudin kepada awak media.

Aminudin mengatakan banyak negara tertarik dengan Indonesia karena memiliki penduduk besar dengan keragaman bahasa daerah. Indonesia dianggap unik karena mampu melakukan revitalisasi bahasa daerah.

"Bahkan mereka yang di Afrika dan Papua Nugini sudah malas. Yang (bahasa daerahnya) mau mati, mati aja. Waktu tahun lalu bulan desember, saya bicara di UNESCO tentang konsep ini, ada kawan-kawan yang bilang saking pusingnya mencari model untuk revitalisasi bahasa daerah, mereka hanya pilih bahasa daerah yang besar, yang lain tidak diurus," terang dia.

Oleh karena itu, lanjut Aminudin, Badan Bahasa hadir ke UNESCO untuk berbagi praktik baik revitalisasi bahasa daerah. Sebab, betapa pun kompleksitas dan beragamnya bahasa daerah di Indonesia, pemerintah masih mampu mempertahankan.

"Ada sejumlah prinsip dalam revitalisasi bahasa di antaranya pelibatan masyarakat dan masuk ke kurikulum sekolah," tutur Aminudin.

FTBIN tahun ini berlangsung sejak 12-16 Februari 2023 diikuti 215 peserta FTBI terpilih di 13 provinsi, yakni Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Maluku, dan Maluku Utara.

Para peserta yang hadir didampingi oleh para guru bahasa daerah, kepala sekolah, pengawas, atau pegawai dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi. Bahkan, banyak juga orang tua yang atas inisiatif dan biaya sendiri turut hadir, karena ingin menyaksikan kemeriahan festival ini.

"Saya dapat katakan bahwa revitalisasi bahasa daerah kali ini menjadi perayaan kebahagiaan para penutur, guru, dan pengampu serta pegiat pelestarian bahasa daerah di seluruh wilayah," tutup dia.

KEYWORD :

Revitalisasi Bahasa Daerah Endang Aminudin Aziz Kemdikbudristek FTBI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :