Sabtu, 27/04/2024 17:43 WIB

Subang Temukan 114 Kasus Baru Kusta sepanjang 2022

Subang Temukan 114 Kasus Baru Kusta sepanjang 2022

Wakil Supervisor Kusta Dinas Kesehatan Subang, Suwata (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Supervisor (Wasor) Kusta Dinas Kesehatan Subang, Suwata, mengungkapkan bahwa sepanjang 2022 ditemukan 114 kasus kusta baru di wilayahnya. Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah hingga 140 kasus.

Subang saat ini memang masih merupakan salah satu kantong kusta di Jawa Barat, selain Cirebon, Indramayu, Karawang, Bekasi, Kuningan, dan Bogor. Namun, kasus kusta tertinggi masih dipegang oleh Indramayu.

Dari 114 kasus baru tersebut, lanjut Suwata, 14 persen di antaranya ditemukan dalam kondisi mengalami disabilitas tingkat dua. Tingginya angka disabilitas tingkat dua ini, menurut dia, karena masih adanya stigma di masyarakat.

"Kenapa 14 persen? Karena dari kegiatan deteksi dini oleh kader-kader BCC (Behaviour Change Communication), terungkap kasus yang selama ini terstigma sehingga dia tidak mau terbuka dan berobat, sehingga ketika ditemukan sudah dalam keadaan disabilitas," kata Suwata kepada Jurnas.com di Subang, Jawa Barat pada Selasa (7/2) lalu.

"Artinya bukan jelek ya, tapi kinerja kader yang bisa mengungkap kasus-kasus yang selama ini terstigma. Dengan adanya kader BCC, mereka diberikan pemahaman cara komunikasi bagaimana mengajak mereka yang selama ini malu, takut, sehingga bisa mau melakukan pemeriksaan," imbuh Suwata.

Meski ada penurunan, Suwata menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Subang terus berupaya menemukan kasus baru kusta di masyarakat di tengah stigma yang ada saat ini. Berbagai intervensi Dinas Kesehatan Subang antara lain deteksi dini, tatalaksana, pencegahan disabilitas, termasuk pengurangan stigma.

Adapun penemuan kasus ditempuh dengan cara Intensive Case Finding, School Survey di satuan pendidikan sekolah dasar, pemeriksaan deteksi dini melalui perawatan profilaksis (PEP), serta penelusuran kontak.

"Terkait pencegahan kedisabilitasan, kita temukan kasus dini dan dilakukan pengobatan. Di samping juga memberikan perawatan untuk mencegah kecacatan pada mata, tangan, kaki," terang dia.

Suwata menambahkan, saat pihaknya bersama Yayasan NLR Indonesia telah menggandeng 35 desa di tiga kecamatan untuk penemuan kasus kusta, sosialisasi, serta edukasi mengenai kusta. Di masing-masing desa tersebut memiliki 20-25 kader kusta.

"Sekarang, desa sudah memberikan dana desa untuk kegiatan deteksi dini dan rujukan. Mereka ketika melakukan kegiatan sudah ada dana desa yang memang dianggarkan," imbuh Suwata.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pagaden Barat, Angraini Ginting mengatakan pihaknya menggandeng desa untuk melakukan eliminasi kusta, dengan cara mendorong pemerintah desa memanfaatkan Dana Desa. Bagi dia, penelusuran dan eliminasi kasus kusta membutuhkan kerja sama banyak pihak, bukan semata tugas puskesmas.

"Sekarang sudah ada sembilan desa yang total anggaran dana desa untuk bidang kesehatan itu mencapai sekian ratus juta. Di Desa Pangsor saja itu Rp60 jutaan, dan itu murni untuk bidang kesehatan," jelas Angraini.

Dengan adanya intervensi desa dan pengalokasian anggaran melalui Dana Desa, Angraini berharap makin banyak masyarakat memahami mengenai kusta, yang pada akhirnya bisa mengikis stigma kusta.

Warga Desa Sumurgintung, Pagaden Barat, Subang, Ade Salnesih menyebut sosialisasi dan edukasi kusta melalui workshop memberikannya banyak pemahaman mengenai kusta. Dia menilai metode ini efektif untuk mengurangi stigma kusta di masyarakat.

Ade mengakui sebelumnya dia memiliki stigma tertentu saat berinteraksi dengan pasien kusta maupun Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK). Dan stigma tersebut kini dia buang jauh-jauh.

"Saya sekarang tidak merasa takut lagi, saya malah punya niatan membantu masyarakat yang punya gejala kusta. Kami akan berusaha sesuai kemampuan kami untuk menolong mereka agar mereka berobat dan bisa sembuh. Kami akan bentuk kepengurusan dari tingkat desa untuk kusta ini," tutup Ade.

Untuk diketahui, penemuan kasus kusta di Indonesia tak lepas dari peran Yayasan NLR Indonesia, sebagai organisasi nirlaba yang bekerja di bidang penanggulangan kusta dan konsekuensinya melalui layanan kesehatan puskesmas.

Di Jawa Barat, Yayasan NLR Indonesia bekerja sama dengan sejumlah kabupaten, antara lain Cirebon, Subang, Indramayu, Karawang, Kuningan, dan Bekasi untuk penemuan kasus kusta. NLR Indonesia juga bermitra dengan pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk eliminasi kusta.

KEYWORD :

Kusta Subang Kasus Baru Suwata Dinas Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :