Sabtu, 27/04/2024 06:54 WIB

Rusia Tolak Formula Perdamaian Presiden Zelenskyy

Rusia Tolak Formula Perdamaian Presiden Zelenskyy.

Sergei Lavrov (Foto: BBC)

JAKARTA, Jurnas.com -  Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan, Rusia telah menolak formula perdamaian Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy sebagai dasar negosiasi dan yakin Kyiv masih belum siap untuk pembicaraan damai yang sebenarnya.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA, Kamis (29/12), Lavrov juga mengatakan keinginan Kyiv untuk mengusir Rusia dari Ukraina timur dan Krimea dengan bantuan Barat adalah ilusi.

Komentar diplomat veteran Rusia tersebut mewakili bukti terbaru dari jurang pemisah antara Moskow dan Kyiv, dan seberapa jauh kedua pemerintah dari peluang pembicaraan yang realistis yang bertujuan untuk mengakhiri perang, sekarang di bulan kesebelas.

Beberapa jam setelah Lavrov menolak proposal Zelenskyy, pejabat Ukraina mengatakan negara itu diserang rudal Rusia, dengan ledakan di kota-kota besar, termasuk ibu kota Kyiv dan Kharkiv.

Zelenskyy dengan penuh semangat mendorong rencana perdamaian 10 poin yang membayangkan Rusia menghormati dan memulihkan integritas teritorial Ukraina dan menarik semua pasukannya.

Tetapi Moskow bersikeras Kyiv pertama-tama harus menerima aneksasi Rusia atas Luhansk dan Donetsk di timur, dan Kherson dan Zaporizhia di selatan. "Tidak akan ada rencana perdamaian yang tidak memperhitungkan realitas hari ini mengenai wilayah Rusia, dengan masuknya empat wilayah ke Rusia," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Pada Kamis, Lavrov mengatakan Rusia akan terus membangun kekuatan tempur dan kemampuan teknologinya di Ukraina. Dia juga menekankan, pasukan yang dimobilisasi telah menjalani pelatihan serius dan sementara banyak yang sekarang berada di lapangan, mayoritas belum berada di garis depan.

Lavrov juga mengatakan militer negaranya sedang mengerjakan rencana baru untuk menghentikan pasokan senjata dan amunisi yang dikirim dari luar negeri untuk pasukan Ukraina.

Pernyataan menteri luar negeri Rusia tampaknya bertentangan dengan komentar Presiden Vladimir Putin baru-baru ini yang menunjukkan kesediaan untuk kembali ke diplomasi. Amerika Serikat dan Ukraina menjuluki pernyataan Putin sebagai tidak tulus.

Sementara itu, Ukrainatelah mengupayakan KTT perdamaian yang dipimpin oleh PBB pada Februari. Selama dua bulan terakhir, Zelenskyy telah mendesak para pemimpin kelompok G20 dan G7 untuk mendukung idenya untuk KTT, yang menurutnya akan fokus pada rencana perdamaiannya secara keseluruhan atau beberapa poin tertentu secara khusus.

Pada hari Senin, Zelenskyy berbicara tentang formula perdamaiannya kepada Perdana Menteri India Narendra Modi, yang negaranya akan memimpin G20 tahun depan.

Sementara pemerintah India belum mengomentari rencana Zelenskyy, Modi mengatakan kepada pemimpin Ukraina itu bahwa New Delhi akan mendukung setiap inisiatif yang bertujuan mengakhiri konflik melalui diplomasi.

Zelenskyy kemudian men-tweet bahwa dia mengandalkan dukungan India untuk rencananya.

KEYWORD :

Perang Rusia Ukraina Sergey Lavrov Volodymyr Zelenskyy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :