Jum'at, 03/05/2024 07:21 WIB

Lansia Korban Gempa Cianjur Jenuh Tak Bisa Menjahit

Kejenuhan membayangi para lansia korban gempa Cianjur, Jawa Barat, yang menghuni posko-posko pengungsian

Potret lansia di posko pengungsian korban gempa Cianjur (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kejenuhan membayangi para lansia korban gempa Cianjur, Jawa Barat, yang menghuni posko-posko pengungsian. Salah satunya terjadi di posko pengungsian Desa Benjot, Cianjur.

Sebelum terjadi bencana gempa, lansia di desa ini terbiasa menjahit jaring ikan sebagai mata pencaharian. Namun, kini mereka kehilangan peralatan untuk menjahit dan pembeli.

"Bosen, bosen di sini, mau balik ke rumah. Biasanya sehari-hari bikin jaring sekarang enggak bisa," kata salah seorang lansia yang masih tinggal di posko pengungsian Desa Benjot beberapa waktu lalu.

Mengetahui ada keluhan ini, tim psikososial Universitas Tarumanagara memberikan dukungan dengan menyumbangkan peralatan untuk menjahit jaring, yaitu 100 buah coban (alat jahit jaring) dan 10 gulung benang.

Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara, Naomi Soetikno mengatakan bahwa sumbangan ini berasal dari dana hibah Ditjen Diktiristek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

"Sumbangan peralatan tersebut diberikan dengan harapan bahwa para lansia dapat kembali menjahit jaring seperti sebelumnya meskipun saat ini hasil karya jaring-jaring tersebut belum banyak dicari oleh pembeli," terang Naomi.

Tak hanya membantu memfasilitasi aktivitas menjahit, tim psikososial Universitas Tarumanagara juga menggelar sejumlah aktivitas kerajinan tangan lainnya, termasuk meronce.

Dengan meronce, diharapkan para lansia ini dapat meningkatkan konsentrasi, kepercayaan diri, serta emosi positif. Manfaat lainnya ialah mengurangi tekanan emosional dari dampak bencana gempa.

"Aktivitas meronce yang dilakukan secara bersama-sama juga dapat meningkatkan kedekatan sosial antar warga, di mana para lansia pun saling membantu satu sama lain dalam melakukan aktivitas tersebut," imbuh dia.

Sebelumnya, tim psikososial Universitas Tarumanagara bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur dalam memberikan dukungan psikososial terhadap para warga yang merasakan dampak dari gempa bumi yang terjadi di Cianjur.

Tim psikososial Universitas Tarumanagara dan PMI mengerahkan bantuan ke berbagai posko pengungsian maupun ke sekolah-sekolah yang terdampak, berdasarkan permintaan yang diajukan oleh para warga sekitar. Bantuan psikososial yang diberikan tidak hanya berfokus kepada kelompok anak-anak saja, namun juga tersebar untuk remaja, orang dewasa, hingga individu lanjut usia (lansia).

KEYWORD :

Lansia Gempa Cianjur Posko Pengungsian Universitas Tarumanagara Menjahit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :