Sabtu, 27/04/2024 14:45 WIB

Tutup Acara FLOII, Mentan Syahrul Ingin Ekspor Tanaman Hias ke Beberapa Negara

Tutup Acara FLOII, Mentan Syahrul Ingin Ekspor Tanaman Hias ke Beberapa Negara.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengunjungi sekaligus menutup acara Floriculture Indonesia International (FLOII) Convex 2022 pada Minggu (16/10).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengunjungi sekaligus menutup acara Floriculture Indonesia International (FLOII) Convex 2022 pada Minggu (16/10).

"Dunia sedang tidak baik-baik saja. Semua butuh bahasa cinta dari bunga dan tanaman hias. Saat berkeliling, hati saya tersentuh melihat tanaman yang indah-indah ini," ujar Mentan Syahrul.

Menurut Mentan, dengan kekayaan alam dan pertaniannya, Indonesia mampu memimpin negara-negara tropis di dunia. Salah satu buktinya adalah pada ajang One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (ODICOFF) tahun lalu, kontrak pertanian mencapai Rp 7,2 triliun.

"Melalui ODICOFF tahun lalu, kontrak pertanian kita mencapai Rp 7,2 triliun, termasuk tanaman hias. Kemarin saat saya di Washington DC, permintaan untuk ekspor tanaman hias juga cukup banyak," tuturnya.

Ajang pameran florikultura bertaraf internasional tersebut berlangsung pada tanggal 14-16 Oktober 2022 di Jakarta Convention Center (JCC). Sebanyak 110 tenant tanaman hias turut berpartisipasi memeriahkan ajang FLOII 2022 ini, baik tenant bunga potong, daun potong, tanaman hias pot, tanaman hias, taman, tanaman aquatik, rangkaian bunga, dan benih tanaman bunga.

Kegiatan ini sebagai sarana mengenalkan tanaman hias Indonesia ke mancanegara. Mengingat tanaman hias yang dijual di pasaran biasanya berasal dari negara subtropis, tanaman hias Indonesia memiliki protensi menjadi primadona tanaman hias dari negara tropis dengan harga jual tinggi.

"Saya sangat mengapresiasi kegiatan dan acara ini. Kementerian Pertanian akan terus hadir untuk mendukung tanaman hias Indonesia. Saya harap sebelum akhir Desember, kita bisa bawa tanaman-tanaman indah ini ke Amerika, Doha, dan Timur Tengah," kata Mentan Syahrul.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, industri florikultura terus mengalami pertumbuhan signifikan selama beberapa dekade belakangan ini. Pertumbuhan kebutuhan florikultura di pasar domestik rata-rata per tahun mencapai sekitar 21,8 persen.

"Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, kami berharap agar industri florikultura dapat berperan lebih besar lagi," ujar Prihasto dalam siaran persnya diterima di Jakarta, Sabtu (15/10).

Prihasto mengatakan, dengan kekuatan sumber daya alam, agroklimat, dan sumber daya manusia yang dimanfaatkan secara optimal, sangat memungkinkan Indonesia dapat mengambil pangsa pasar florikultura internasional sekaligus memperkuat pasar domestik.

"Kami meyakini bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar dunia. Guna meningkatkan daya saing produk, kami melakukan upaya peningkatan mutu, produktivitas dan efisiensi produksi florikultura. Selain itu juga dukungan teknologi inovatif yang siap diterapkan di lapangan," terangnya.

Prihasto juga mengatakan, Kementan melakukan berbagai inovasi teknologi, kelembagaan maupun manajemen yang sesuai dengan kemajuan florikultura dalam negeri. Salah satu wujud nyata yang tengah dikembangkan adalah Kampung Florikultura.

Melalui konsep ini, diharapkan akan terbangun kawasan florikultura dalam satu wilayah administratif desa atau kelurahan berskala ekonomi yang menguntungkan petani.

"Kami saat ini juga tengah mengembangkan 105 kampung florikultura. Melalui konsep kampung ini diharapkan akan terbangun kawasan florikultura dalam satu wilayah administratif desa atau kelurahan berskala ekonomi yang menguntungkan petani," terang Prihasto.

KEYWORD :

Syahrul Yasin Limpo Floriculture Indonesia International FLOII Tanaman Hias




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :