Sabtu, 27/04/2024 00:27 WIB

UE Serukan Pengadilan Kejahatan Perang atas Kuburan Massal Ukraina

UE serukan pengadilan kejahatan perang atas kuburan massal Ukraina.

Teknisi forensik menggali kuburan di hutan di pinggiran Izyum, Ukraina timur (Sergey Bobok/AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Kepresidenan Uni Eropa telah menyerukan pembentukan pengadilan internasional untuk kejahatan perang setelah kuburan massal baru ditemukan di Ukraina.

"Pada abad ke-21, serangan seperti itu terhadap penduduk sipil tidak terpikirkan dan menjijikkan," kata Jan Lipavsky, Menteri Luar Negeri Republik Ceko yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.

"Kita tidak boleh mengabaikannya. Kami mendukung hukuman semua penjahat perang. Saya menyerukan pembentukan pengadilan internasional khusus yang cepat yang akan mengadili kejahatan agresi," tulisnya dalam pesan di Twitter pada Sabtu (17/9).

Seruan itu menyusul penemuan oleh otoritas Ukraina sekitar 450 kuburan di luar kota Izyum yang sebelumnya diduduki Rusia, dengan beberapa mayat yang digali menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.

Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pidato malamnya, mengatakan bukti baru penyiksaan diperoleh dari mayat-mayat yang dikubur di sana.

"Lebih dari 10 ruang penyiksaan telah ditemukan di berbagai kota dan kota-kota yang dibebaskan di wilayah Kharkiv," tambahnya, menggambarkan penemuan peralatan listrik untuk penyiksaan.

"Itulah yang dilakukan Nazi. Inilah yang dilakukan Ruscists. Dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban dengan cara yang sama – baik di medan perang maupun di ruang sidang," katanya, menggunakan istilah Rusia untuk fasis Rusia.

 

Penemuan mengerikan itu terjadi kurang lebih lima bulan setelah tentara Rusia, yang diusir dari Bucha dekat ibukota Ukraina, Kyiv, meninggalkan ratusan mayat warga sipil, banyak di antaranya memiliki tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi mati.

Pada hari Kamis, kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan ingin Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadapi Pengadilan Kriminal Internasional atas kejahatan perang di Ukraina.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan mitranya dari Rusia agar tidak menggunakan senjata kimia atau nuklir taktis setelah kerugian serius dalam perangnya di Ukraina.

"Jangan. Jangan. Jangan," kata Biden, dalam kutipan dari wawancara dengan CBS`s 60 Minutes yang ditayangkan pada Jumat malam. "Anda akan mengubah wajah perang tidak seperti apa pun sejak Perang Dunia II," kata Biden.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Uni Eropa Kuburan Massal Perang Rusia dan Ukraina Jan Lipavsky Kejahatan Perang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :