Kamis, 16/05/2024 08:30 WIB

Peretasan Dokumen Negara, Mahfud MD: Belum Ada yang Membahayakan

Kendati demikian, ia menekankan pemerintah masih mendalami hal tersebut. 

Menko Polhukam Mahfud MD (Foto. Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Publik kini tengah menyoroti soal bocornya dokumen negara akibat serangan siber dari hacker dengan identitas Bjorka beberapa waktu terakhir.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pun membenarkan telah terjadi peretasan terhadap dokumen negara.

Mahfud memastikan tidak ada data rahasia yang bocor. Sejauh ini, data yang tersebar adalah data umum yang bisa diakses orang banyak dan belum termasuk pada level yang membahayakan.

“Sebenarnya bukan data yang rahasia yang bisa diambil di mana-mana dan kebetulan sama," kata Mahfud di kantornya, Jakarta, Senin (12/9).

Kendati demikian, ia menekankan pemerintah masih mendalami hal tersebut. Hal itu dilakukan untuk memastikan jenis data-data yang bocor oleh hacker Bjorka.

"Oleh sebab itu masih didalami, pemerintah masih rapat tentang ini. Jadi belum ada yang membahayakan," ujarnya.

Diketahui, seorang peretas yang mengatasnamakan sebagai Bjorka mengaku telah berhasil menembus keamanan sistem Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebanyak 679.180 dokumen dan surat rahasia Presiden berhasil diretas.

Kabar ini tersiar di media sosial Twitter. Akun @darktracer_int menyebarkan sebuah thread berjudul “Transactions of Letters and Documents to the President of Indonesia 679K” yang diunggah pada Jumat (9/9) malam. Bjorka menyebut surat dan dokumen yang dibobol merupakan transaksi pada 2019-2021.

Bjorka juga mengklaim dari hasil peretasan ini terdapat surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Bjorka mengancam akan menyebarkan seluruh data-data Presiden yang berhasil diretas.

KEYWORD :

Hacker Bjorka Mahfud MD Menkopolhukam Dokumen Negara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :