Sabtu, 27/04/2024 04:00 WIB

Menlu AS Sebut Rusia di Ambang Invasi ke Ukraina

Washington akan menggunakan setiap kesempatan sampai menit terakhir untuk melihat apakah diplomasi akan menghalangi Moskow untuk melangkah ke depan

Wakil Menteri Luar Negeri Antony Blinken Perjalanan ke Jepang, Republik Korea, Vietnam, dan Indonesia (State dept./ AP Images)

WASHINGTOn, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan, Semua tanda menunjukkan Rusia berada di ambang invasi Ukraina.

Namun, pihaknya masih bersumpah bahwa Washington akan menggunakan setiap kesempatan sampai menit terakhir untuk melihat apakah diplomasi akan menghalangi Moskow untuk melangkah ke depan.

Berbicara di acara State of the Union CNN, Blinken mempertahankan posisi Washington, dampak jera dari sanksi akan hilang jika sanksi itu dipicu sebelum invasi meskipun ada permintaan penuh semangat dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Sabtu untuk membebaskannya.

"Semua yang kami lihat menunjukkan bahwa ini sangat serius, bahwa kami berada di ambang invasi. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba mencegahnya sebelum itu terjadi," kata Blinken, menambahkan bahwa Barat sama-sama siap jika Moskow menyerang.

"Sampai tank benar-benar meluncur, dan pesawat terbang, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit kami harus melihat apakah diplomasi masih dapat menghalangi Presiden (Vladimir) Putin untuk meneruskan ini," katanya.

Blinken mengatakan, pertemuan yang direncanakannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov masih akan dilanjutkan minggu depan selama Moskow tidak melanjutkan invasi.

"Presiden Joe Biden juga siap untuk terlibat dengan Putin "kapan saja, dalam format apa pun jika itu dapat membantu mencegah perang," tambah Blinken.

Para pemimpin Barat telah memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina, memperkirakan bahwa lebih dari 150.000 tentara Rusia telah mengepung negara itu.

Sebelumnya, menteri pertahanan Belarusia mengatakan negaranya dan Rusia memperpanjang latihan militer yang akan berakhir pada Minggu.

Keputusan untuk memperpanjang latihan itu dibuat karena aktivitas militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarusia dan eskalasi situasi di wilayah Donbass di Ukraina timur, kata kementerian pertahanan Belarusia dalam sebuah pernyataan.

Washington telah memperingatkan bahwa Rusia dapat menggunakan klaim palsu tentang konflik di wilayah Donbass Ukraina, termasuk laporan kuburan massal dan tuduhan produksi senjata kimia, untuk membenarkan invasi ke bekas republik Soviet.

Ditanya apakah keputusan itu membuatnya lebih khawatir tentang invasi, Blinken menjawab: "Ya". "Semua ini bersama dengan operasi bendera palsu yang kami lihat terungkap selama akhir pekan memberi tahu kami bahwa pedoman yang kami susun sedang bergerak maju," katanya.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dalam sebuah wawancara dengan penyiar ABC memperingatkan tentang "korban besar" jika Rusia akan mengerahkan tank, kendaraan lapis baja, artileri dan pasukan roket yang telah mereka kumpulkan di perbatasan Ukraina.

"Anda bisa melihat sejumlah besar kekuatan tempur bergerak sangat cepat sekarang untuk merebut Kiev," katanya, dan menambahkan: "Jika dia menggunakan kekuatan tempur semacam itu, itu pasti akan menciptakan korban yang sangat besar dalam populasi sipil."

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Amerika Serikat Invansi Rusia Ukraina Antony Blinken




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :