Jum'at, 26/04/2024 11:44 WIB

Kemdikbudristek: Indonesia Butuh 90 Juta Talenta Digital

Sekretaris Direktorat Jenderal Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek, Paristiyanti Nurwardani, menekankan perlunya peningkatan kualitas talenta digital di bidang kecerdasan artifisial, dengan menyiapkan pelatihan-pelatihan agar ribuan mahasiswa bertalenta mendapatkan sertifikat nasional.

Ilustrasi talenta digital (Foto: Shutterstock)

Jakarta, Jurnas.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek, Paristiyanti Nurwardani, menekankan perlunya peningkatan kualitas talenta digital di bidang kecerdasan artifisial, dengan menyiapkan pelatihan-pelatihan agar ribuan mahasiswa bertalenta mendapatkan sertifikat nasional.

Dia menyebut pada 2035 mendatang Indonesia memerlukan 90 juta talenta digital, untuk menyiapkan ahli kompetensi mahasiswa yang memiliki sertifikat di bidang AI. Dan pada 2021, Ditjen Diktiristek sudah menyiapkan lebih dari 62 ribu talenta digital.

"Dan di tahun 2022 ini kami berusaha untuk menyiapkan pelatihan digital untuk dapat meningkatkan talenta sebanyak 200 ribu mahasiswa dan bisa mendapatkan sertifikat nasional maupun internasional, dan dilipatkan pada tahun 2023 sebanyak 3 kali lipat yaitu sebanyak 600 ribu mahasiswa yang bertalenta digital," ujar Paris dalam peluncuran empat aplikasi dan satu fasilitas di lingkungan Ditjen Dikti Ristek pada Senin (3/1) kemarin.

Empat aplikasi dan satu fasilitas itu ialah Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Single Sign-On (SSO), Neo Feeder, serta Dikti AI Centre.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menuturkan tujuan dari peluncuran lima aplikasi dan fasilitas tersebut, yakni untuk mengakselerasikan kemajuan Artificial Intellegence (AI) untuk memberikan transparansi dalam pelayanan yang diberikan oleh Ditjen Diktiristek sehingga dapat diikuti oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.

"Tujuan dari Dikti AI Centre ini adalah untuk mengakselerasikan kemajuan AI yang di mana mahasiswa membutuhkan akselerasi dalam mendukung program MBKM dan turunannya. Upaya ini juga diluncurkan untuk mempercepat pelayanan dan menyediakan layanan yang transparan sehingga secara mudah dapat diikuti oleh proses kelembagaan sehingga integritas sistem semakin kita utamakan," papar Nizam.

Nizam menambahkan Dikti AI Centre sudah berhasil melakukan kerja sama dengan beberapa pihak yang diharapkan mampu mendatangkan beragam manfaat bagi riset-riset yang ada di masyarakat dalam berbagai bidang.

Beberapa kerja sama dengan industri tersebut dengan menggunakan super computer yang muaranya bermanfaat ke masyarakat baik itu riset-riset dalam bidang kesehatan, kebijakan, smart city, smart farming dan sebagainya.

"Sehingga dapat dimudahkan dengan adanya super computer serta kolaborasi antara Kemenristekdikti, perguruan tinggi serta industri," imbuh dia.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek Ridwan mengatakan bahwa perilisan aplikasi ini merupakan salah satu bentuk peningkatan layanan Ditjen Diktiristek bagi pengguna.

Untuk layanan di bidang kelembagaan, ia berharap perguruan tinggi akademik dan badan layanan penyelenggaraan perguruan tinggi akademik dapat memanfaatkan sistem SIAGA dengan baik.

"Semoga proses-proses usulan, perubahan, pendirian dan pembukaan prodi seluruh Indonesia terutama di bawah Kemendikbudristek dapat digunakan sebaik-baiknya sehingga proses ini akan berjalan baik di masa mendatang sebagai pengganti sistem lama. Kami yakin sistem baru ini dapat meningkatkan pelayanan kami bagi pengguna layanan," kata Ridwan.

Ismail Fahmi selaku Founder dari Drone Emprit yang hadir pun menilai peluncuran aplikasi ini dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur di Indonesia.

Menurutnya, tujuan dari data atau AI adalah menciptakan SDM yang berkualitas yang berbasis pada ilmu pengetahuan, sains, teknologi, dan humaniora. Oleh sebab itu, masa depan AI menjadi tantangan dan kelangkaan yang luar biasa di bidang infrastruktur dan SDM.

"Untuk infrastruktur, perguruan tinggi yang tidak memiliki AI center bisa menggunakan platform yang diluncurkan oleh Ditjen Dikti. Mahasiswa juga bisa memanfaatkan ini untuk menguasai AI. Harapan besar saya mahasiswa dapat berpikir untuk memanfaatkan komputasi ini untuk membuat suatu modelling big data AI, yang bisa dijadikan produk ataupun company," terang Ismail.

KEYWORD :

Sesditjen Dikti Ristek Paristiyanti Nurwardani Talenta Digital Nizam Kemdikbudristek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :