Kamis, 02/05/2024 18:29 WIB

Kepala BKKBN Kick Off Penanganan Stunting di Kota Semarang

 Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.

Kepala BKKBM, Hasto Wardoyo Kick Off penanganan stunting di Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, Senin (8/11).

SEMARANG, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati Kick Off penanganan stunting di Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, Senin (8/11).

"Di Tanjung Mas ini menjadi titik awal komitmen bersama kita melalui kegiatan dapur sehat atasi stunting (Dashat) untuk mendukung percepatan penurunan stunting melalui penyediaan makanan sehat dengan dukungan sumber makanan lokal yang ada," ujarnya.

Hasto menjelaskan, Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.

"Kelurahan Tanjung Mas akan menjadi percontohan untuk daerah lain," sambungnya.

Untuk mempercepat penanganan stunting, BKKBN sedang menyiapkan tim pendamping keluarga risiko stunting. Setiap tim pendamping keluarga berjumlah tiga orang, yang memberdayakan potensi tokoh masyarakat dan kader yang sudah ada di desa tersebut dan tenaga kesehatan.

Hasto mengatakan, tim pendamping keluarga tersebut akan mendapatkan dukungan dana operasional dari BKKBN. Jumlah tim yang akan dibentuk di Kota Semarang berjumlah 1274 tim.

"Bulan November ini mereka akan dilatih untuk kemudian bisa segera bekerja di Januari 2022," kata Hasto.

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi menjelaskan, kelurahan Tanjung Mas dipilih menjadi tempat kick off karena angka kemiskinannya mencapai sekitar 20 persen dari jumlah penduduk.

"Saat ini masih ada 79 balita dibawah usia dua tahun yang terindikasi stunting sehingga butuh penanganan," ujar Hendi.

Hendi mengatakan, Kota Semarang telah melakukan beberapa inovasi diantaranya pendampingan dan pemberian makanan kepada ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anak Balita Stunting.

Sebagai uji coba di Kelurahan Tanjung Mas dengan memberikan makanan sehari tiga kali selama tiga bulan (Oktober, Nopember, Desember 2021) kepada 16 ibu Hamil KEK dan 79 Balita.

Selain Hasto, Bintang Puspayoga, dan Hendi hadir juga Wakil Walikota Semarang Hevearita G. Rahayu, Plt Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani dan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Widwiono.

KEYWORD :

BKKBN Penanganan Stunting Kota Semarang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :