Jum'at, 17/05/2024 10:27 WIB

Aksi Demo Mahasiswa di AS Tanda Kesadaran Global Israel Negara Penjajah

Anak-anak muda di AS menyadari telah ada persepsi salah terhadap  Palestina selama ini, sehingga perlu diluruskan.

Gelora Talk bertajuk Kampus Dunia Menyala Dukung Palestina, Pertanda Apa? Foto: tangkapanlayar

JAKARTA, Jurnas.com - Pengamat geopolitik Tengku Zulkifli Usman mengatakan, aksi solidaritas mahasiswa pro Palestina yang marak terjadi di kampus-kampus universitas di Amerika Serikat (AS) seperti Columbia University, New York menandakan adanya kesadaran global bahwa apa yang dilakukan Israel di Palestina adalah penjajahan.

"Anak-anak muda di Amerika sekarang tidak bisa lagi dibohongi, dia sudah tahu kejadiannya sebenarnya di Palestina. Mereka menyadari, bahwa apa yang dilakukan Israel di Palestina adalah sebuah penjajahan, dan apa yang terjadi di Gaza adalah genosida atau pembantaian, " kata Tengku Zulkifli Usman (TZU) dalam Gelora Talk Rabu (1/5/2024) sore.

Dalam diskusi bertajuk `Kampus Dunia Menyala Dukung Palestina, Pertanda Apa?` ini dihadiri Ipan Nasution, Master Internasional Affairs Candidate, School of Internasional and Public Policy, Columbia University. Lalu, Muhammad Farid Imansyah, Master`s student at New York University-Educational Leadership Program, serta Hanisa Zulistia, mahasiswi Al Azhar University, Kairo-Mesir.

TZU mengatakan, anak-anak muda di AS menyadari telah ada persepsi salah terhadap  Palestina selama ini, sehingga perlu diluruskan.

TZU yang juga Wakil Ketua Bidang Narasi DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini berharap kesadaran global anak-anak muda di AS saat ini mendapatkan dukungan atau support dari dunia Islam.

"Bahwa dukungan Amerika tanpa batas secara finansial untuk senjata Israel sudah tidak bisa diterima akal sehat lagi. Karena Israel melakukan pembunuhan, genosida tiap hari. Mereka ini generasi baru anti penjajahan, anti apartheid. Mereka paham hak asasi manusia, dan saya berharap dunia Islam memberikan support," tegasnya.

Ipan Nasution, Master Internasional Affairs Candidate, School of Internasional and Public Policy, Columbia University menilai apa yang dilakukan pemerintahan Amerika Serikat dibawah pimpinan Presiden Joe Biden saat ini tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan konstitusi Amerika.

"Sekitar 108 mahasiswa Columbia yang pro Palestina ditangkap oleh NYPD. Mereka diizinkan masuk dan menangkap mahasiswa dengan kendaraan militer oleh administrator kampus. Inilah yang menimbulkan resistensi yang luar biasa dari mahasiswa-mahasiswa dan dosen-dosen di Amerika," kata Ipan Nasution.

"Hal ini menimbulkan serangan balik dari mahasiswa. Mereka melakukan siaran live di sosial media, sehingga kejadian di Columbia dapat diketahui secara luas secara langsung. Perkembangan informasi yang sangat cepat ini menjadi trigger bagi mahasiswa lainnya maupun mahasiswa dan dosen di seluruh dunia," ujarnya.

Muhammad Farid Imansyah, Master`s student at New York University-Educational Leadership Program, menambahkan aksi solidaritas Palestina yang dilakukan mahasiswa di AS diharapkan dapat menjadi literasi mahasiswa-mahasiswa di dunia, termasuk di Indonesia untuk menyerukan divestasi dari Israel.

Farid mengajak mahasiswa Indonesia untuk memberikan edukasi ke masyarakat tentang Palestina dan memperjuangkan kemerdekaannya, termasuk melakukan aksi boikot terhadap produk perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel.

"Kawan-kawan di Indonesia bisa fokus untuk membangun generasi baru yang bisa membebaskan Palestina. Kalau generasi kita tidak bisa membebaskan Palestina sekarang, maka kita bisa menjadi generasi yang menyiapkan generasi berikutnya," kata Farid.

Sedangkan Hanisa Zulistia, mahasiswi Al Azhar University, Kairo-Mesir mengatakan, keterlibatan mahasiswa Indonesia di Al Azhar untuk membantu Palestina dilakukan dengan menjadi relawan.

"Kita membantu sebagai relawan, ikut membantu hingga area perbatasan. Kita mengantarkan bantuan dari NU, Muhamadiyah, MUI, Baznas, pemerintah dan bantuan dari masyarakat Indonesia lainnya," kata Hanisa.

KEYWORD :

Mahasiswa Amerika UCLA Palestina Israel




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :