Jum'at, 26/04/2024 07:18 WIB

Kenali Faktor Hormonal Penyebab Rambut Rontok

Meskipun, kurang dari 100 helai rambut yang gugur setiap hari tidak akan menimbulkan kebotakan tapi, tetap saja menjadi beban pikiran dan penyebab stress para wanita.

Ilustrasi rambut rontok

Jakarta - Rambut rontok bisa jadi hal yang sangat mengganggu kepercayaan diri wanita. Meskipun, kurang dari 100 helai rambut yang gugur setiap hari tidak akan menimbulkan kebotakan tapi, tetap saja menjadi beban pikiran dan penyebab stress para wanita.

Tahukan Anda, selain penggunaan pewarna rambut berlebihan, alat catok dan bahan kimia untuk perawatan rambut, ternyata ada faktor hormonal, genetik dan cuaca yang sangat mempengaruhi kerontokan rambut. Untuk mengurangi risau, ada baiknya Anda kenali lebih dalam faktor hormonal yang mempengaruhi kerontokan rambut:

1. Hormon Alopesia Androgenetik

Rambut rontok bisa terjadi karena gangguan hormon Alopesia Androgenetik. Hormon ini merupakan penyebab kebotakan yang paling banyak terjadi, dengan persentase sebesar 70% pada pria dan 40% pada wanita. Kebotakan karena hormon ini merupakan salah satu penyakit keturunan yang disebabkan oleh peningkatan sensitivitas genetik dari folikel rambut terhadap dihydrotestosterone (DHT).

2. Hormon Alopesia Areata

Yaitu gangguan hormon yang mengakibtkan rambut menjadi pitak. Hormon ini diakibatan oleh penyakit yang disebut autonium (Kebotakan jenis ini bersifat permanen karena rusaknya folikel rambut yang menjadi tempat tumbuhnya akar rambut. Beberapa jenis penyakit yang dapat menyebabkannya adalah Lichen Planus dan Lupus Eritematosus Diskoid (discoid lupus erythematosus/DLE)).

Pada kondisi ini, umumnya terjadi pada kalangan remaja dan dewasa muda. Namun kerontokan jenis ini tidak bersifat permanen, artinya, rambut akan tumbuh kembali setelah satu tahun. Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan Alopesia Areata ini seperti diabetes, anemia, penyakit tiroid, virtiligo (suatu kondisi di mana kulit kehilangan melanin, pigmen yang menentukkan warna pada kulit, rambut, dan mata.

Hal ini terjadi akibat sel-sel yang memproduksi melanin mati) dan persinius. Selain itu penyebab kerontokan pada wanita biasanya pada saat memasuki masa monopouse, masa kehamilan serta pengaruh penggunaan alat kontrasepsi.

3. Hormon Dihydro Testosterone (DHT)

Dari beberapa kasus kebotakan terjadinya hormon DHT lebih banyak disebabkan oleh faktor keturunan, dimana jika garis keturunan ke atas ada yang botak maka resiko menderita kebotakan akan semakin tinggi. Namun jika garis keturunan ke atas tidak ada yang menderita kebotakan rambut, maka yang perlu diwaspadai adalah pola hidup dan pola makanan. Makanan dan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, sering begadang, stress berlebihan diyakinkan menjadi penyebab utama terjadinya hormon DHT.

Ciri khas rambut rontok karena hormon DHT adalah batang rambut yang dulunya tebal dan kuat lama kelamaan akan makin menipis atau mengecil, rapuh dan mudah patah. Hal ini terjadi karena suplai makanan yang sangat berkurang sehingga batang rambut menjadi tidak sehat. Warna rambut juga memudar menjadi warna coklat terang, pucat dan tidak sehat. Rambut menyerupai rambut bayi yang halus, lama kelamaan akan rontok atau gugur walaupun tidak langsung disadari oleh penderita.

Cara untuk mengatasi rambut rontok yang disebabkan oleh faktor genetik atau faktor keturunan adalah dengan memenuhi asupan gizi dan nutrisi untuk rambut dengan baik, nutrisi rambut yang terpenuhi dengan baik membuat kerontokan rambut karena faktor keturunan berkurang secara drastic. Hindari stress dan kelelahan karena keduanya akan mengakibatkan kerontokan rambut semakin parah.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut sebaiknya anda mengunjungi dokter spesialis kulit sehingga dapat dilakukan pemeriksaan yang spesifik dan dapat diberikan pengobatan yang tepat.

KEYWORD :

Rambut rontok hormon Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :