Sabtu, 27/04/2024 02:12 WIB

Keunggulan Smart Green House Bisa Panen di Luar Musim

Salah satu keunggulan sistem smart green house adalah mampu mengatur suhu, kelembaban, cahaya, dan nutrisi secara otomatis pada level yang ideal.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi di sela launching Eduwisata Green House di Polbangtan Bogor, Senin 14 Desember 2020. (Foto: Supianto/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) resmi melaunching smart green house. Dengan tekologi ini petani dapat menanam dan memanen komoditas di luar musim atau off season farming.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, smart green house bisa memenuhi kebutuhan pangan setiap hari, khususnya pada subsektor hortikukultura.

"Contoh, misalnya tomat setiap hari perlu 100 kilogram. Nah disini antara kebutuhan dengan produktivitas bisa kita sesuaikan, sesuai kemauan kita sendiri. Kita bahkan bisa panen setiap hari," kata Dedi saat ditemui di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Senin (14/12).

Menurut Dedi, salah satu keunggulan sistem smart green house adalah mampu mengatur suhu, kelembaban, cahaya, dan nutrisi secara otomatis pada level yang ideal. Karena itulah, petani dapat melakukan tanam dan memanen kapan saja.

"Misalnya, untuk hortikultura suhu optimal adalah 15-20 derajat celcius. Ketika suhu di dalam green house kurang atau melebihi, sensor yang dipasang akan mengirim pesan untuk menggerakkan blower dan cooling pen. Begitu juga untuk unsur mikroklimat lainnya," kata Dedi.

"Jadi kalau tidak memenuhi syarat untuk produktivitas maksimal, green house ini akan berbicara melalui robot construction agar mengoptimalkam suhu yang ada. Dari situ semua sistem bergerak cepat," sambungnya.

Meski demikian, konsep penerapan smart green house masih terbatas di kalangan pengusaha. Modal yang lumayan besar membuat petani kecil harus bergotong royong masuk pada koorporasi lebih dulu.

"Memang saya kira investasi ini yang paling memungkinkan adalah kalangan pengusaha-pengusaha karena modal yang cukup besar. Tetapi bukan berarti petani kecil tidak bisa masuk. Mereka bisa asalkan ikut korporasi secara berjamaah," katanya.

Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Sarwo Edhi menjelaskan, biaya per unit smart green house tersebut sebesar Rp 500 juta, yang dirogoh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Meski nilai investasi cukup mahal, Sarwo mengatakan, hasil pendapatan yang diperoleh juga tinggi karena proses budidaya tanaman yang optimal. "Konsep ini di Lembang, Jawa Barat sudah terbukti bisa mendapatkan untung bersih 200 juta per bulan," ujarnya.

Ke depan, lanjut Sarwo, Kementan akan membangun 500 unit smart green house untuk tanaman hortikultura di seluruh Indonesia. Lokasi pembangunan akan dilakukan di institusi pendidikan yang berada di bawah Kementan.

 

 

KEYWORD :

Smart Green House Dedi Nursyamsi Pertanian Modern




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :