Sabtu, 20/04/2024 04:16 WIB

Sekitar 117 Juta Anak Diintai Campak di Tengah Corona

Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan, saat ini sudah 24 negara, termasuk beberapa di antaranya yang menangani wabah campak besar, menangguhkan program vaksinasi. 

Seorang anak diinokulasi terhadap campak di sebuah klinik di Lubumbashi, Republik Demokratik Kongo. Foto milik UNICEF

Paris, Jurnas.com - Sekitar 117 juta anak di seluruh dunia berisiko terkena campak. Pasalnya, puluhan negara membatasi program vaksinasi di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan, saat ini sudah 24 negara, termasuk beberapa di antaranya yang menangani wabah campak besar, menangguhkan program vaksinasi. Sebanyak, 13 negara tambahan menghentikan program vaksinasi karena COVID-19.

Dalam pernyataan bersama, Inisiatif Campak dan Rubela (M&RI) mengatakan sangat penting, kapasitas imunisasi dipertahankan selama dan setelah pandemi saat ini COVID-19. "Bersama-sama, lebih dari 117 juta anak-anak dapat dipengaruhi penangguhan kegiatan imunisasi yang dijadwalkan," katanya.

"M&RI mendukung kebutuhan untuk melindungi masyarakat dan petugas kesehatan dari COVID-19 melalui jeda kampanye massal, di mana risiko penyakitnya tinggi. Namun, tidak boleh juga mengabaikan ancaman campak terhadap anak-anak," katanya.

Campak merupakan penyakit yang sangat menular, menyerang sekitar 20 juta orang setiap tahun, yang sebagian besar berusia di bawah lima tahun.

Meskipun vaksin murah dan tersedia, kasus campak melonjak dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar dipengaruhi keragu-raguan masyarakat untuk melakukan vaksin.

Pada 2018, 140.000 kematian akibat campak, sebagian besar di antara anak-anak dan bayi, dicatat - sebagian besar dapat dicegah, yang berarti bahwa negara-negara tempat mereka menjalani program vaksinasi.

Dari dua lusin negara yang secara resmi menghentikan program vaksin campak beberapa telah melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus campak dalam beberapa tahun terakhir.

Secara khusus, Bangladesh, Brasil, Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Nigeria, Ukraina dan Kazakhstan semuanya berjuang melawan corona. DR Kongo sendiri memiliki 6.000 kematian campak dalam epidemi saat ini.

Negara itu pekan lalu juga mencatat kasus baru Ebola, hanya beberapa hari sebelum PBB akan mengumumkan diakhirinya wabah itu. (Press TV)

KEYWORD :

Wabah Campak Virus Corona




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :