Sabtu, 27/04/2024 12:10 WIB

Sebanyak 110 Tentara AS Geger Otak Usai Dirudali Iran

Pentagon mengatakan pada Jumat (21/2), 110 anggota layanan didiagnosis cedera otak traumatik setelah serangan Iran pada 8 Januari.

Pasukan Amerika Serikat (AS) saat melakukan mengevakuasi kawannya yang terkena serangan (Foto: Press TV)

Washington, Jurnas.com - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) kembali mengumumkan jumlah tentara cedera otak traumatik dalam serangan rudal pembalasan Iran di Irak bulan lalu.

Pentagon mengatakan pada Jumat (21/2), 110 anggota layanan didiagnosis cedera otak traumatik setelah serangan Iran pada 8 Januari. Angka itu lebih tinggi dari jumlah korban terakhir yang diumumkan pada 10 Februari.

Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menembakkan peluru kendali balistik ke Ain al-Asad, pangkalan udara besar yang menampung sekitar 1.500 tentara AS, dan pos terdepan lainnya di Erbil, ibukota Kurdistan Irak semi-otonom.

Operasi rudal itu sebagai tanggapan atas pembunuhan Washington 3 Januari atas Jenderal Iran, Qassem Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds IRGC.

Pembunuhan itu juga mengakibatkan kematian Abu Mahdi al-Muhandis, yang merupakan komandan kedua dari Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak.

Berbicara pada pagi hari setelah operasi militer timbal balik Iran, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa tidak ada pasukan Amerika yang terluka dalam serangan tersebut.

"Kami tidak menderita korban, semua prajurit kami selamat, dan hanya kerusakan minimal yang terjadi di pangkalan militer kami," tambahnya.

Pentagon juga pada awalnya mengesampingkan korban dari serangan itu. (Press TV)

KEYWORD :

Cedera Otak Traumatik Amerika Serikat Qassem Soleimani Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :