Jum'at, 26/04/2024 07:06 WIB

Proyek Jutaan Dolar demi Vaksin Virus Corona

Para ilmuwan di seluruh dunia sedang berlomba dalam proyek jutaan dolar, untuk menemukan vaksin virus corona dalam enam bulan ke depan

Ilustrasi vaksin (foto: google)

New York, Jurnas.com - Para ilmuwan di seluruh dunia sedang berlomba dalam proyek jutaan dolar, untuk menemukan vaksin virus corona dalam enam bulan ke depan.

Virus tersebut menyebar dengan cepat sejak muncul akhir tahun lalu di Wuhan, China, da menewaskan lebih dari 800 orang di China daratan, serta menginfeksi lebih dari 37.000 orang.

Dikutip dari AFP pada Minggu (9/2), untuk menghasilkan vaksin para ilmuwan biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun, serta proses pengujian yang panjang pada hewan. Selain itu, vaksin juga harus melewati uji klinis pada manusia, dan persetujuan otoritas kesehatan.

"Ini adalah situasi tekanan tinggi dan ada banyak beban bagi kami," kata peneliti senior Keith Chappell, bagian dari kelompok peneliti Universitas Queensland Australia.

Tetapi Keith enggan tergesa-gesa, karena dia tahun beberapa tim di seluruh dunia juga sedang terlibat dalam misi yang sama. "Harapannya adalah bahwa salah satu dari ini akan berhasil dan dapat menahan wabah ini," harap dia.

Untuk diketahui, proyek ini dipimpin oleh Koalisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi (CEPI), sebuah badan yang didirikan pada 2017 untuk membiayai penelitian bioteknologi wabah Ebola di Afrika Barat yang menewaskan lebih dari 11.000 orang.

Dengan misi untuk mempercepat pengembangan vaksin, CEPI mencurahkan jutaan dolar ke empat proyek di seluruh dunia dan telah mengajukan permintaan untuk proposal yang lebih banyak.

Lebih lanjut, CEPI berharap proyek-proyek tersebut dapat menggunakan teknologi baru untuk mengembangkan vaksin yang dapat diuji dalam waktu dekat. CEO CEPI, Richard Hatchett, mengatakan tujuannya adalah untuk memulai pengujian klinis hanya dalam waktu 16 minggu.

Perusahaan biofarmasi Jerman CureVac dan Moderna Therapeutics yang berbasis di AS sedang mengembangkan vaksin berdasarkan `messenger RNA`, - instruksi yang memberi tahu tubuh untuk memproduksi protein. Sementara Inovio, perusahaan AS lainnya, menggunakan teknologi berbasis DNA.

Vaksin berbasis DNA dan RNA menggunakan kode genetik virus untuk mengelabui sel-sel tubuh, guna menghasilkan protein yang identik dengan yang ada di permukaan patogen.

Sistem kekebalan tubuh belajar mengenali protein, sehingga nantinya siap untuk menemukan dan menyerang virus ketika memasuki tubuh.

Para peneliti Australia menggunakan teknologi "penjepit molekuler" yang ditemukan oleh para ilmuwan universitas, yang memungkinkan mereka untuk cepat mengembangkan vaksin baru berdasarkan urutan DNA virus.

Ilmuwan Prancis di Institut Pasteur memodifikasi vaksin campak agar dapat bekerja melawan virus corona, tetapi diperkirakan vaksin itu baru siap sekitar 20 bulan ke depan.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China juga telah mulai mengembangkan vaksin, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.

KEYWORD :

Virus Corona China Vaksi Proyek Jutaan Dolar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :