Sabtu, 27/04/2024 11:19 WIB

Mentan Syahrul: Pertanian Harus Jadi Kekuatan Negara

Kemajuan di sektor pertanian baru bisa dicapai jika Kementerian dan lembaga lain juga turut serta dalam kolaborasi penguatan gerakan kedaulatan pangan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo di sela Rapat Kerja Nasional Pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian tahun 2020 yang dihadiri Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto Jaksa Agung, Sanitiar Burhanuddin dan Duta Besar Selandia Baru, H.E. Jonathan Austin di Gedung Auditorium Kementan, Kamis (12/12).

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mangatakan, pertanian Indonesia harus lebih modern serta memiliki kekuatan besar pada penguatan ekonomi negara.

Itu disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional Pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian tahun 2020 yang dihadiri Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto Jaksa Agung, Sanitiar Burhanuddin dan Duta Besar Selandia Baru, H.E. Jonathan Austin di Gedung Auditorium Kementan, Kamis (12/12).

"Kata maju ini harus kita artikulasikan sesuai dengan diksi diksi fungsi kerja kita masing-masing. Kemudian kita juga harus mandiri. Indonesia harus menjadi kuat karena kita punya sektor pertanian yang luar biasa. Negara tropis yang semua lahanya bisa ditanami," kata Syahrul

Meski demikian, Syahrul menjelaskan, kemajuan di sektor pertanian baru bisa dicapai jika Kementerian dan lembaga lain juga turut serta dalam kolaborasi penguatan gerakan kedaulatan pangan.

Syahrul mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mencanangkan gerakan maju dan mandiri ini melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) dan pembentukan kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani).

"Oleh karena itu tiga kali ekspor menjadi keharusan. Saya berharap bawalah anak anak muda itu masuk kembali ke pertanian. Wujudkan sistem tersebut melalui Kementan. Ekosistem pertanian juga harus tertata dari hulu sampai hilir dan masukan kurikulum pertanian masuk sekolah," katanya.

Sementara itu, Kepala BPS, Suhariyanto mendukung upaya Kementan dalam mewujudkan kedaulatan pangan melalui kekuatan data satu pertanian. Menurut dia, kebijakan singel data merupakan kebijakan kongkrit dalam mengatur tata kelola suatu data.

"Kami mendukung satu data pertanian dan terobosan yang dilakukan Kementerian Pertanian dibawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo. Untuk itu kita perlu mengundang semua instansi dan universitas agar mereka memahami metodelogi baca data. Mari kita semua berkolaborasi dan bersinergi," katanya.

Sementara itu, Jaksa Agung, ST Burhanuddin mengaku siap membantu kementerian pertanian dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Kata dia, bantuan itu salah satunya dari sisi penegakan hukum bagi cukong dan pihak yang menggangu jalanya proses pembangunan pertanian.

"Oleh karena itu perlu sinergitas untuk mewujudkan hal ini. Penandatangan ini harus didukung dalam rangka mencegah potensi kecurangan dalam pelaksanaan implementasi pemerintah. Jadi kalau Kementan membutuhkan dukungan, kami siap dan membuka pintu selama 24 jam," katanya.

Burhanuddin juga menawarkan bantuan pelatihan dan sosialisasi penegakan hukum melalui Badan Diklat. Pelatihan ini sekaligus membawa pemulihan aset di Kementan.

"Badan Diklat saya adalah badan Diklat terbaik, jadi silahkan digunakan kalau bapak menteri membutuhkan untuk memberikan masukan dan wawasan tentang bagaimana peranan kejaksaan dalam penegakan hukum," katanya.

"Kami juga siap menempatkan orang terbaik saya untuk mendukung program ketahanan pangan. Saya berharap Kementan memberi masukan juga kepada kami ketika mengalami hambatan dalam membangun kedaulatan pangan," sambungnya.

KEYWORD :

Pertanian Modern Syahrul Yasin Limpo Data Satu Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :