Selasa, 16/04/2024 22:51 WIB

Ekonomi Belum Stabil, CEO Babarafi : Pelaku UMKM Harus Terus Bekerja Keras

CEO Kebab Turki Baba rafi, Nilamsari Sahadewa memprediksi kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2020 masih belum stabil, pasalnya, sejak Juli 2019 lalu, pelemahan ekonomi cukup drastis. Ketidakstabilan ekonomi itu, lanjut Nilam bakal berdampak pada dunia usaha, khususnya sektor UMKM.

CEO Kebab Turki Babarafi, Nilamsari Sahadewa

Jakarta, Jurnas.com - CEO Kebab Turki Baba rafi, Nilamsari Sahadewa memprediksi kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2020 masih belum stabil, pasalnya, sejak Juli 2019 lalu, pelemahan ekonomi cukup drastis. Ketidakstabilan ekonomi itu, lanjut Nilam bakal berdampak pada dunia usaha, khususnya sektor UMKM.

Meski demikian, para pelaku bisnis, kata Nilam, tidak boleh putus asa, sebab, pebisnis dituntut untuk bisa cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pengusaha, juga harus bisa mendapatkan solusi yang terbaik dalam menghadapi berbagai tantangan.

"Pelaku UMKM di Indonesia harus terus bekerja keras, karena pelemahan ekonomi sudah mulai terasa," kata Nilam saat diskusi bertema prospek perekonomian, tantangan dan peluang umkm di Kemenkop dan UKM, Jakarta, Kamis (05/12/2019).

Pada kesempatan itu, Nilam mengatakan dukungan dari pemerintah sangat diperlukan guna mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi pelaku UMKM. Seperti pemberian kemudahan mengakses modal, bunga peminjaman yang terjangkau, pelatihan - pelatihan serta perlindungan hukum bagi para pelaku UMKM dan lainnya.

"Salah satunya dengan cara ekonomi kreatif, itu akan menambah nilai tambah. Mungkin yang jadi masukan ke pemerintah adalah UMKM itu harus diarahkan untuk tidak hanya menjual barang," ujarnya.

Menurutnya, selama ini UMKM indonesia hanya berfokus pada penjualan produk saja. Padahal, keuntungan utama terdapat pada nilai bisnis itu sendiri seperti penjualan merek dagang Kebab Turki Baba Rafi.

Dia mencontohkan, Merek Dagang Kebab Turki Babarafi bisa menghasilkan keuntungan yang sangat luar biasa setelah usahanya didaftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

"Di Babarafi tidak menjual kebab, kita tidak menjual burger, bahkan kita tidak menjual gerobak, tapi yang kita jual adalah potensi bisnisnya," katanya.

Untuk melindungi merek dagang, para pelaku UMKM kata dia, sebaiknya segera memiliki sertifikat HKI, dimana HKI ini merupakan salah satu hak ekslusif bagi pemilik nya dan secara hukum sah.

"Jadi apabila ditanyakan kepada diri saya apakah punya sertifikasi HKI ini penting atau tidak ya jelas saya akan menjawabnya sangat penting, karena apabila kita tidak mematenkan produk kita maka akan ada yang mengcopy produk kita lalu mematenkan hal tersebut, kita ga bisa berbuat apa-apa lagi," ujarnya.

Menurut dia, mematenkan suatu produk, sangatlah penting apalagi saat ini pengurusan izin untuk menerbitkan hak paten juga sudah dipermudah oleh banyak kementerian. "jadi tunggu apa lagi," ujarnya

Selain itu, tranformasi digitalisasi juga jadi solusi pelaku UMKM dalam menghadapi pelemahan ekonomi ini.

Menurutnya, Pemanfaatan digitalisasi bisa membantu pelaku UMKM dalam hal pemasaran dan juga bisa lebih efisien dan dapat menekan biaya.

"Lebih efisien dengan biaya yang kecil tapi impact-nya besar. Karena kalau sekarang bagi-bagi brosur sudah gak jaman. Sekarang pasang aja iklan digital, sama dengan biaya cetak satu brosur satu rim, lebih terkena. Kita tinggal targetkan orangnya mau yang mana, jenis kelaminnya apa, dan lain-lain," ujarnya.

KEYWORD :

Babarafi Nilamsari UMKM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :