Kamis, 25/04/2024 21:21 WIB

Wamenhan: Tak Perlu Diragukan, Warga Kopri Kemhan Jaga NKRI

Dengan usianya yang ke 48 tahun, korpri senantiasa kokoh di dalam menjalankan panca prasetya korpri.

Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengingatkan seluruh Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kementrian Pertahanan (Kemhan) untuk setia kepada misinya, yakni menjaga pencapaian tujuan bernegara sebagaimana amanat pembukaan UUD 1945.

"Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," ujar Wahyu Trenggono dalam acara menyongsong hari jadi Korpri ke 48 di lingkungan Kemhan, Rabu (27/11).

Dengan usianya yang ke 48 tahun, kata Wahyu, korpri senantiasa kokoh di dalam menjalankan panca prasetya korpri.

Wahyu Trenggono yakin, seluruh jajaran Korpri Kemenhan memiliki jiwa kesetiaan yang sangat kokoh dalam menjaga tegaknya negara kesatuan republik Indonesia dan Pancasila, yang berkebhinnekaan Indonesia, serta menjalankan konstitusi dengan selurus-lurusnya.

"Tidak perlu diragukan lagi. Tidak perlu diragukan lagi! Sebab dalam dada kita, semangat merah putih terus menyala! Di dalam dada kita, semangat pantang menyerah terus bergelora demi menjaga kedaulatan politik indonesia raya kita!" tegas Wahyu Trenggono.

Ia juga mengingatkan, jajaran Korpri Kemhan memiliki peran strategis dalam membangun bangsa, karena berdiri terdepan dalam merancang seluruh kebijakan pokok pertahanan negara.

Dengan demikian, kata Wahyu, seluruh wilayah geografis Indonesia, darat, laut, dan udara, bersatu kokoh, solid, dan kuat membentang dari Sabang sampai Merauke dari Mianggas hingga ke Rote.

Wahyu Trenggono juga mengingatkan, tatanan dunia baru terus berubah. Modernisasi alat utama sistem senjata mengalami transformasi dan kemajuan secara luar biasa, bahkan di luar apa yang dibayangkan sebelumnya.

Dalam abad 21 ini, jelas Wahyu, perspektif ancaman kedaulatan suatu negara pun semakin beragam dan kompleks.

"Karena itulah, pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara secara dini harus mampu menghadapi ancaman baik militer, non militer maupun ancaman hibrida," tegasnya.

Bagi Wahyu, seluruh potensi ancaman tersebut harus kita waspadai dan menjadi kesadaran bagi seluruh jajaran korpri kementrian pertahanan ini.

"Hal ini penting agar kemampuan kita di dalam merancang sistem pertahanan negara, dan di dalam melakukan pengelolaan terhadap sumber daya strategis nasional untuk pertahanan negara terus dapat kita tingkatkan," katanya.

Lebih jauh Wahyu Trenggono mengingatkan, ancaman kedaulatan negara semakin kompleks, tak lagi bersifat agresi militer secara langsung, namun dengan pola yang lebih canggih dan berbahaya.

"Kita melihat bagaimana ancaman radikalisme, terorisme, serangan siber, hingga wabah penyakit dengan efek kematian secara masif sebagai hasil rekayasa senjata biologis, senjata kimia dan lainnya. Ini bisa diciptakan sebagai senjata pemusnah massal," ungkap Wahyu Trenggono.

"Bahkan kini, informasi dan data pun menjadi bagian dari senjata yang bisa meruntuhkan kedaulatan suatu negara," paparnya.

Ia pun menyebut, dunia tidak lagi menghadapi agresi militer secara langsung, namun esensi perang asimetrik terjadi dalam wujud perang ekonomi, perang mata uang, perang teknologi, perang kebudayaan, yang kesemuanya dapat berpotensi menghancurkan mental, semangat juang dan juga penghancuran nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Hal inilah yang harus diwaspadai.

Seiring kompeksnya ruang lingkup dan besarnya potensi ancaman pertahanan negara, Wahyu Trenggono mengajak, seluruh jajaran korpri Kemenhan, harus tetap kokoh di dalam menjalankan sistem hankamrata sesuai kebijakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Dijelaskannya, sistem pertahanan Indonesia bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan.

Kekuatan pertahanan semesta Indonesia raya didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi pertahanan, dan konsolidasi industri pertahanan, serta penguatan research dan teknologi, diyakini mampu menciptakan deterent effect seluruh postur pertahanan nasional.

Ditegaskannya, kesemestaan dalam sistem pertahanan terbukti telah teruji oleh sejarah, dimana tni sebagai kekuatan utama pertahanan, terus menyatu dengan kekuatan rakyat, membentuk kekuatan pertahanan semesta bagi indonesia raya.

Baginya, kini tatanan dunia baru semakin memerlukan peran indonesia dengan ideologi pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pandangan hidup bangsa. Kita gelorakan partisipasi aktif kita di dalam mewujudkan tatanan dunia baru yang damai, dan berkeadilan, serta memuliakan kemanusiaan.

"Sistem hankamrata memerlukan korps pegawai yang visioner, nasionalis, dan berjiwa patriotik, serta modern dan selalu adaptif terhadap perkembangan jaman," tuntas Wahyu Sakti Trenggono, Wamenhan RI.

KEYWORD :

Korpri Wahyu Trenggono Wamenhan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :