Sabtu, 27/04/2024 10:03 WIB

Kunci Membuka Peluang bagi Perempuan dalam Berbisnis

Akses internet dan pemberdayaan ekonomi merupakan kunci dalam membuka lebih banyak peluang bagi perempuan di bisnis.

Najwa Shihab dalam pidato kuncinya di Global Conference on Women and Entrepreneurship (Foto: Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Global Conference on Women and Entrepreneurship 2019 digelar untuk mengapresiasi para perempuan yang berani mendobrak tradisi dan stereotip untuk membangun Indonesia dan dunia.

Sesi 2019 Global Conference on Women and Entrepreneurship di Jakarta juga menghadirkan diskusi panel bersama Helianti Hilman, Founder dan Chairperson Javara, Iim Fahima, Founder Queenrides, Lizzie Parra, Pendiri dan CEO BLP, serta Anastasia Wibowo, Chief Financial Officer Lazada Indonesia.

Diskusi ini sejalan dengan visi Alibaba dan Lazada untuk mendorong pertukaran pikiran tentang pemberdayaan perempuan di skala nasional dan global.

Sejumlah figur inspiratif menyampaikan pidato kunci dalam konferensi ini: Melinda Gates dari Bill & Melinda Gates Foundation, Phumzile Mlambo-Ngcuka, United Nations Undersecretary dan Executive Director UN Women, Najwa Shihab, jurnalis pemenang berbagai penghargaan dan pendiri Narasi.TV (Jakarta), Jessica Rudd, kreator Jessica’s Suitcase (Sydney), dan Mika Kumahira, President of Career College at Showa Women’s University (Tokyo).

Dalam pidato kuncinya di Jakarta, Najwa Shihab menekankan kembali apa sesungguhnya arti dari “The World She Made”.

Najwa menegaskan bahwa para perempuan harus mendobrak paradigme klise dan stereotip yang dihadapinya, serta menggunakan peran kewirausahaan dan kepemimpinan bukan hanya untuk mengubah dunia mereka sendiri, namun juga untuk membentuk komunitas yang suportif, yang dapat mengangkat dan memberdayakan perempuan lain.

Dalam sambutannya melalui pesan video, Melinda Gates menyampaikan bahwa investasi pada pemberdayaan ekonomi perempuan bukan hanya hal yang ‘tepat’ untuk dilakukan, namun juga merupakan hal yang ‘cerdas’ untuk dilakukan.”

Ia menekankan bahwa prospek ekonomi global bisa bertambah $28 triliun pada tahun 2025 jika perempuan berpartisipasi dalam tingkatan yang sama dengan laki-laki.

“Ketika kita berhasil menyingkirkan berbagai rintangan yang menghalangi perempuan untuk berkontribusi dalam perekonomian, bukan hanya perempuan saja yang merasakan dampak positifnya - namun juga keluarga, komunitas, dan seluruh negara,” kata Melinda.

Di Hangzhou, bintang pop sensasional, Rihanna, yang melalui merek kosmetiknya: Fenty Beauty, telah mengubah industri kosmetik global, dalam pesan via videonya mengapresiasi dan mendorong perempuan untuk terus memiliki rasa percaya diri dan berani untuk mengejar impian.

“Semua mimpi saya bisa terwujud karena saya menanamkan keyakinan diri yang kuat. Saya selalu percaya bahwa mimpi itu akan jadi kenyataan , bagaimanapun caranya. Walau awalnya saya tidak tahu bagaimana saya bisa mencapainya, saya tahu bahwa suatu hari, hal itu akan tercapai,” katanya. “Lalu, ketika saya akhirnya mendapatkan kesempatan itu, saya tidak menyia-nyiakannya.”

Phumzile Mlambo-Ngcuka, UN Undersecretary dan Executive Director UN Women, dalam pesan video menyampaikan bahwa akses internet dan pemberdayaan ekonomi merupakan kunci dalam membuka lebih banyak peluang bagi perempuan di bisnis.

“Kuncinya terletak pada kombinasi peningkatan jumlah wirausaha perempuan dan akses internet, sehingga di masa depan ketika pekerjaan berbasis internet mendominasi ekonomi, para perempuan telah siap untuk mengambil bagian dari perekonomian.”

Sementara itu, Utari Octavianty, Co-Founder Aruna Indonesia, dan pemenang tantangan inovasi sosial dari Alipay tahun 2019 - ikut hadir di Konferensi yang diselenggarakan di Hangzhou.

Ia berbagi tentang perjalanan panjangnya membentuk Alibaba-nya Indonesia, khusus untuk nelayan skala kecil, agar mereka dapat meningkatkan pendapatan dan mendapatkan akses untuk kesempatan-kesempatan lain.

Konferensi ini telah digelar tiga kali dan tahun ini merupakan yang pertama diselenggarakan bersama Lazada, perusahaan eCommerce Alibaba Group di Asia Tenggara.

Ini juga merupakan kali pertama konferensi ini diselenggarakan secara serentak di empat kota berbeda di seluruh dunia – Hangzhou, Tokyo, Jakarta, dan Sydney – guna memungkinkan para peserta untuk berdiskusi secara mendalam tentang isu-isu dan peluang yang spesifik pada wilayah dan budaya mereka.

KEYWORD :

Pemberdayaan Perempuan Era Digital




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :