Sabtu, 27/04/2024 09:35 WIB

Eropa Diminta Investasi di Iran Demi Masa Depan Pakta Nuklir

Eropa belum melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran 2015 meskipun berulang kali menyatakan bersedia menyelamatkan JCPOA.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, meminta Eropa berinvestasi di Iran jika masih ingin menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015. Namun, Negeri Biru tampaknya belum siap melakukannya.

Zarif mengatakan, Eropa belum melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran 2015 meskipun berulang kali menyatakan bersedia menyelamatkan JCPOA.

"Menyatakan minat dan kesiapsiagaan seseorang menyelamatkan kesepakatan internasional sama sekali berbeda dengan siap melakukan investasi yang diperlukan untuk menyelamatkan kesepakatan itu," kata Zarif kepada wartawan setibanya di New York, Minggu (14/7) waktu setempat.

"Kami belum melihat mereka (Eropa) siap untuk berinvestasi di Iran," katanya lagi.

Inggris, Prancis, dan Jerman pada Januari mengumumkan pembentukan mekanisme yang bertujuan memungkinkan perdagangan non-dolar antara blok 28-negara dan Iran, yang secara resmi disebut Instrumen dalam Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX).

Amerika Serikat (AS) memaksakan kembali sanksi terhadap Iran setelah meninggalkan kesepakatan nuklir 2015 dengan Republik Islam, E3, dan Rusia dan China.

Eropa mengatakan 10 negara Eropa serta beberapa negara non-UE akan bergabung dengan instrumen perdagangan dan menggunakan alat tersebut untuk tujuan bisnis dengan Republik Islam.

Instrumen perdagan itu baru mulai berlaku setelah Iran mengeluh mengapa negara-negara Eropa tak menjaga perdagangan mereka dengan Iran sesuai yang diamanatkan perjanjian nuklir 2015. Sebaliknya mereka tunduk pada sanksi AS yang menyasar Iran.

Merujuk pada pertemuan Dewan Keamanan PBB baru-baru ini dan pertemuan Dewan Gubernur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Zarif menggambarkannya sebagai bukti keterasingan AS di dunia Internasional.

"Dalam semua pertemuan ini, kebijakan sepihak AS telah dikutuk; sekarang saatnya bagi Washington untuk kembali ke komunitas internasional," tambahnya.

Pertemuan khusus pengawas nuklir PBB diadakan pada Rabu (10/7) atas permintaan Washington untuk memenangkan dukungan Dewan Gubernur atas klaim anti-Irannya, tetapi akhirnya berubah menjadi kegagalan lain bagi Amerika.

Pertemuan itu diadakan beberapa hari setelah Iran meningkatkan tingkat pengayaan uraniumnya menjadi 4,5 persen, yang melampaui batas yang ditentukan oleh JCPOA.

Langkah ini merupakan bagian dari fase kedua keputusan negara itu 8 Mei untuk mengurangi komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir multilateral 2015 sebagai reaksi atas pelanggaran AS dan tidak adanya tindakan Eropa.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Iran Amerika Serikat Eropa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :